Abstract:
TASRIPIN. NPM 02] 101416. Anaiisa Saluran Distribusi Produk Cabal dan Dampaknya
Tehadap Pasar Tanjung dl Brebes. Dibawah bimbingan : OKTORI KISWATI Z. dan SRI
HIDAYATI RAMDHANI.
Dalam pembangunan jangka panjang II, pengembangan agribisnis dl Indonesia
diharapkan semakin mandiri, serasi dan selmbang. Jenis agribisnis ini benarmempunyai
dampak langsung kepada perbaikan kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia yang
hidup di pedesaan khususnya petani. Upaya untuk mendorong dan meningkatkan
agribisnis harus dilaksanakan kegiatan pemasarannya dalam pengembangannya, industri
ini masih banyak yang dihadapi oieh usaha tani sebagai pemasok bahan baku, terutama
yang menyangkut masalah kontinuitas jumlah dan kualitas produk pertanian yang
memenuhi syarat sebagai bahan baku agribisnis. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Untuk mengetahui kegiatan saluran distribusi produk cabai di daerah
Brebes dan untuk mengetahui besarnya dampak saluran distribusi produk cabai di pasar
Tanjung daerah Brebes.
Jenis penilitian yang digunakan adalah Deskriftif (ekpsloraiij) dengan metode
penilitian studi kasus, pemilihan metode ini sesuai dengan tujuannya adalah
mengumpulkan data dan menguraikan secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan
masalah yang dipecahkan. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik komparatif dengan membandingkan harga dan Jenis saluran distribusi
berdasarkan urutan waktu. Biaya pemasaran yang diterima petani adalah 35,71% untuk
lapak dan gabungan merupakan biaya pemasaran yang terkecil dibandingkan yang lain,
yaitu 57,14% untuk pedagang besar, 71,43% untuk pengecer dan untuk gabungan lapak,
pedagang besar dan pengecer 35,71%. Marjin pemasaran yang tidak besar dan tidak kecil
atau sedang adalah 14,29% untuk lapak, tetapi keuntungan yang diambil lebih besar dari
pada yang lain 50%. Sedangkan pedagang besar marjin pemasarannya lebih besar dari
lapak, tapi jika dilihat dari keuntungan yang diambil merupakan yang terkecil
dibandingkan dengan yang lainnya. Rasio profit marjin merupakan perbandingan antara
keuntungan dan biaya pemasaran. Untuk pengecer rasio profit marjin 1,22 satuan.
Artinya, untuk setiap rupiah yang ditanamkan pengecer sebagai input akan menghasilkan
penerimaan sebesar 1,22 rupiah untuk setiap kwintalnya. Sedangkan rasio profit marjin
untuk pedagang besar 1,73 satuan, untuk lapak 3,50 satuan. Secara tidak langsung rasio
profit marjin memberikan gambaran tingkat keuntungan yang diambil masing-masing
lembaga yang ikut serta sesuai dengan jasa yang telah diberikan. Dari perbandingan
marjin, biaya, keuntungan dan rasio profit marjin maka pemasaran cabai saluran yang
lebih efesien adalah lapak dibandingkan saluran distribusi lainnya. Pasar Tanjung
menerima cabai dari petani setiap harinya rata-rata 30 ton dan dikirim ke luar kota
dengan memakai kendaraan truk fiiso. Pada setiap bulan pasar Tanjung menerima cabai
kurang lebih 900 ton, dengan rincian melalui pedagang besar 200 ton, lapak 100 ton dan
petani 600 ton. Dari jumlah 900 ton ini ternyata yang keluar dari pasar Tanjung sebanyak
850 ton dan sisanya 50 ton dianggap rusak (BS). Adapun yang berperan dalam distribusi
atau pengiriman ke luar kota adalah pedagang besar. Dari keadaan di atas ternyata pasar
Tanjung merupakan pasar yang menangani produk pertanian dan produk cabai
merupakan hasil yang terbesar. Keluar masuknya cabai ditangani oleh pasar Tanjung,
sehingga produk cabai melimpah mengakibatkan harga menjadi rendah tetapi secara
keseluruhan pasar Tanjung mengalami peningkatan dalam pendapatan karena jumlah
cabai yang relatif cukup banyak. Bagi pedagang besar, ini merupakan masalah karena
dengan meningkatnya jumlah cabai yang masuk ke pasar ini, mengakibatkan harga cabai
rendah sehingga penerimaan mereka pun menurun.
Sehingga dengan menganalisis saluran distribusi produk cabai dan dampaknya
terhadap pasar Tanjung Brebes adalah secara umum keberadaan pasar Tanjung masih
sangat diperlukan terutama oleh masyarakat petani cabai didaerah Brebes, karena sangat
membantu dalam memasarkan cabai