Abstract:
PT. Armoxindo Farma adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang perindustrian
obat-obatan. Permasalahan yang terdapat pada PT. Armoxindo Farma yaitu perusahaan masih
menggimakan sistem biaya tradisional dalam menentukan cost of goods manufactured dengan
menggunakan iikuran berdasarkan jam kerja langsung sehingga menimbulkan adanya distorsi biaya
yang menyebabkan pembebanan biaya yang terlalu tinggi {Chercosted) ataupun pembebanan biaya
terlalu rendah (Undercosted) dalam menentukan harga produk di perusahaan. Tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui dengan jelas cara dan unsur-unsur biaya yang terlibat
dalam tahapan perhitungan cost of goods manufactured pada PT.Armoxindo Farma, (2)Untuk
mengetahui perbandingan antara metode Traditional dan metode Activity Based Costing dalam
menghasilkan perhitungan Cost Of Goods Manufactured pada PT.Armoxindo Farma, (3) Mengetahui
peranan metode activity based costing dalam menentukan cost of goods manufactured ada
PT.Armoxindo Farma.
Jenis atau bentuk penelitian yang digunakan adalah Deskriptif {EksploratiJ). Metode
penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan studi kasus. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisis Kualitatif dan Kuantitatif {Non Statistik). Tahapan menggunakan
metode activity based costing yaitu menelusuri setiap biaya yang terlibat dalam proses produksi
terutama BOP, mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya tersebut menjadi 4 kelompok yaitu (Unitlevel
activities; Batch-level activities; Product Sustaining activities; Facilities Sustaining activities),
mencari pemicu biaya (cost driver), mengelompokan cost driver menjadi beberapa cost pool
.menentukan tarif cost pool, pengalokasian biaya pada tiap-tiap produk. Adapun komponen untuk
menghitung COGM adalah dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik lalu hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah setiap produk untuk
menghasilkan COGM per unit.
Perhitungan cost of goods manufactured dengan metode Traditional untuk Aludonna Tab dan
Fevrin Syrup menghasilkan cost ofgoods manufactured yang lebih kecil (Undercosted) yaitu dengan
selisih Aludonna Tab (Rp6,970.74) dan Fevrin Syrup (Rpl,270.03) sedangkan Arcamox Dry Syrup,
Neo Diastop, Fludane Syrup, dan Bacbutinh Tab menghasilkan cost of goods manufactured yang
lebih besar (Overcosted) yaitu dengan selisih Arcamox Dry Syrup (Rp 1,439.53), Neo Diastop
(Rpl,375.61), Fludane Syrup (Rpl,126.85), dan Bacbutinh Tab (Rp2,385.20) dibandingkan dengan
menggunakan metode ABC. Peranan metode activity based costing dalam menentukan co.st of goods
manufactured di PT.Armoxindo Farma yaitu membantu pihak manajemen memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil dalam
aktivitas perusahaan secara menyeluruh, mendapatkan keakuratan perhitungan biaya yang digunakan
ABC untuk mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan dalam hal penentuan harga jual
produk agar mendapatkan harga yang dapat bersaing sehat dengan produk dari perusahaan yang lain,
dan adanya informasi biaya yang akan membantu pihak manajemen untuk melakukah perbaikan
terus-menerus dalam perusahaan.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka saran untuk PT.Armoxindo Fanna yaitu:(l)
Sebaiknya perusahaan menggunakan metode ABC dalam menghitung cost of goods manufactured,
karena menyediakan perhitungan yang akurat dan lebih mencerminkan konsumsi sumberdaya yang
digunakan dalam proses produksi. (2) Sebaiknya perusahaan tidak hanya menggunakan jam kerja
langsung saja sebagai cost driver untuk menghitung biaya overhead Aludonna Tab, Arcamox Dry
Syrup, Fevrin Syrup, Neo Diastop, Fludane Syrup, dan Bacbutinh Tab karena setiap overhead
memiliki co.st driver yang dapat berbeda. (3) Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan biaya proses
pembuatan Aludonna Tab dan Fevrin Syrup, karena cost of goods manufactured dengan metode ABC
lebih tinggi dibandingkan dengan metode Traditional.