Abstract:
Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi membawa dampak tidak
langsung terhadap persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Dengan adanya
persaingan yang kompetitif memaksa semua perusahaan untuk dapat bertahan dan
berusaha untuk meningkatkan kualitas manajemen perusahaan. Dalam persaingan dunia
usaha tersebut koperasi mampu menjaga kestabilan ekonomi di suatu negara.
Koperasi adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian yang
pada dasarnya dalam usaha koperasi memberikan jasa dalam bentuk simpan pinjam,
maupun usaha penjualan yang berupa barang konsumsi seperti kantin dan toko. Koperasi
sebagai badan usaha yang ikut memajukan perekonomian Indonesia juga terus berusaha
mengembangkan berbagai usahanya dalam tingkat pelayanan anggota dan non anggota
untuk memajukan koperasi itu sendiri dan mensejahterakan anggotanya. Peningkatan
kualitas manajemen koperasi dapat dilakukan dengan diadakannya pemeriksaan dan
pengawasan manajemen yang dilakukan oleh suatu fungsi atau badan yang dinamakan
dengan badan pengawas koperasi.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif yang mudah dibaca dan diinterpretasikan dalam menganalisis
masalah penjualan koperasi. Pemeriksaan manajemen koperasi dirancang untuk
menganalisa, menilai, meninjau ulang dan menimbang hasil kerja pengurus dibandingkan
dengan berbagai standar yang telah ditentukan atau pedoman yang telah ditentukan oleh
koperasi Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
peranan badan pengawas koperasi didalam mengendalikan penjualan koperasi dan untuk
mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh badan pengawas dalam
meningkatkan penjualan koperasi.
Penjualan yang merupakan salah satu sumber pendapatan bagi koperasi selain
kegiatan simpan pinjam, dapat meningkatkan laba yang diperoleh apabila pengendalian
intern yang ada pada koperasi dapat berjalan efektif. Pengendalian intern penjualan
tersebut berpengaruh terhadap hasil output dari penjualan yang akan dihasilkan sehingga
angggaran penjualan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Apabila
pendapatan atas penjualan dapat dihasilkan secara maksimal, maka keuntungan yang
diperoleh koperasi semakin besar. Keuntungan tersebut didalam koperasi disehut sebagai
Sisa Hasil Usaha (SHU), dan SHU tersebut digunakan untuk kesejahteraan anggota
koperasi itu sendiri terutama pada Koperasi Karyawan Indocement (KKI). Akan tetapi
pengendalian intern penjualan pada koperasi ini belum efektif sehingga anggaran
penjualan belum tercapai secara maksimal. Hal ini dikarenakan pengawasan yang
dilakukan badan pengawas Koperasi Karyawan Indocement (KKI) terhadap
pengendalian intern penjualannya masih lemah sehingga belum efektif. Kelemahan itu
diliat dari kinerja badan pengawas itu sendiri yang melakukan pengawasan dan
pemeriksaan secara tidak teliti dan lengkap sehingga informasi yang diterima tidak
utuh.