REPOSITORY SKRIPSI
dc.contributor.author | Pratama, Windiani | |
dc.date.accessioned | 2022-02-15T04:50:56Z | |
dc.date.available | 2022-02-15T04:50:56Z | |
dc.date.issued | 2016 | |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/2085 | |
dc.description.abstract | Salah satu poin yang diatur dalam konvergensi IFRS adalah transaksi kombinasi bisnis yang substansinya di Indonesia dibahas dalam Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 revisi 2010. Akuntansi untuk akuisisi mencakup penentuan biaya perolehan, alokasi biaya perolehan pada aset dan kevvajiban dari perusahaan yang diakuisisi, dan akuntansi untuk goodwill yang timbul pada saat dan setelah akuisisi. Laporan keuangan harus memberikan informasi yang cukup, wajar, dan lengkap mengenai hasil dari suatu entitas bisnis. Informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Pengungkapan dalam laporan keuangan dilakukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengatur mengenai penyajian goodwill yang seharusnya disajikan terpisah dengan penyajian aset takberwujud. Penyajian nilai tercatatat (earring amount) aset takberwujud pada laporan keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, terdapat nilai goodwill yang seharusnya disajikan terpisah dengan aset takberwujud. Penyajian goodwill yang tidak dipisah dari aset takberwujud menjadi suatu masalah bagi para pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dari laporan keuangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan kombinasi bisnis PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tahap kombinasi bisnis diawali dari entitas mengidentifikasi pihak diakusisi, menentukan tanggal akuisisi, mengeidentifikasi aset dan liabilitas yang diambil alih, melakukan pengakuan dan pengukuran sampai dengan penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Penelitian mengenai proses kegiatan kombinasi bisnis ini dilakukan pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dengan menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan periode 2012 sampai dengan 2014 dan data primer berupa kuesioner sebagai pendukung teori yang diterapkan oleh peneliti sehingga penelitian bersifat objektif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa goodwill awalnya diukur pada harga perolehan, yang merupakan selisih lebih dari nilai agregat imbalan yang dialihkan dan nilai yang diakui oleh kepentingan nonpengendali dan goodwill disajikan pada laporan posisi keuangan dibagian aset tidak lancar, terdapat selisih kurs didalam kegiatan kombinasi bisnis tersebut. Selisih kurs atau valas tersebut mempengaruhi pengakuan goodwill oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan selisih kurs atau valas tersebut terdapat pada bagian pendapatan komprehensif lainnya pada laporan laba rugi. PT Semen Indonesia (Persero) dalam kegiatan kombinasi bisnisnya PT Semen Indonesia (Persero) belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 22 revisi 2010 dari kegiatan akuisisi yang menghasilkan goodwill. Goodwill seharusnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada bagian aset tidak lancar secara terpisah dengan aset takberwujud lainnya | en_US |
dc.description.sponsorship | Chandra Pribadi - Tiara Timuriana | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pakuan | en_US |
dc.subject | Kombinasi Bisnis | en_US |
dc.subject | Akusisi | en_US |
dc.subject | Goodwill | en_US |
dc.subject | Nilai Wajar | en_US |
dc.title | Analisis Penyajian dan Pengungkapan Kombinasi Bisnis Setelah Konvergensi IFRS (PSAK 22 Revisi 2010) Pada Laporan Keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Periode 2012 Sampai Dengan 2014, Chandra Pribadi dan TiaraTimuriana, 2016 | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |