Abstract:
Salah satu poin yang diatur dalam konvergensi IFRS adalah transaksi kombinasi bisnis yang
substansinya di Indonesia dibahas dalam Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
22 revisi 2010. Akuntansi untuk akuisisi mencakup penentuan biaya perolehan, alokasi biaya
perolehan pada aset dan kevvajiban dari perusahaan yang diakuisisi, dan akuntansi untuk
goodwill yang timbul pada saat dan setelah akuisisi. Laporan keuangan harus memberikan
informasi yang cukup, wajar, dan lengkap mengenai hasil dari suatu entitas bisnis. Informasi
tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian ekonomi yang
berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Pengungkapan dalam laporan
keuangan dilakukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan. Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) mengatur mengenai penyajian goodwill yang seharusnya disajikan terpisah dengan
penyajian aset takberwujud. Penyajian nilai tercatatat (earring amount) aset takberwujud
pada laporan keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, terdapat nilai goodwill yang
seharusnya disajikan terpisah dengan aset takberwujud. Penyajian goodwill yang tidak
dipisah dari aset takberwujud menjadi suatu masalah bagi para pengguna laporan keuangan
untuk memahami isi dari laporan keuangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses kegiatan kombinasi bisnis PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tahap
kombinasi bisnis diawali dari entitas mengidentifikasi pihak diakusisi, menentukan tanggal
akuisisi, mengeidentifikasi aset dan liabilitas yang diambil alih, melakukan pengakuan dan
pengukuran sampai dengan penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Penelitian mengenai proses kegiatan kombinasi bisnis ini dilakukan pada PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk, dengan menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan dan
laporan keuangan periode 2012 sampai dengan 2014 dan data primer berupa kuesioner
sebagai pendukung teori yang diterapkan oleh peneliti sehingga penelitian bersifat objektif.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa goodwill awalnya diukur pada harga perolehan,
yang merupakan selisih lebih dari nilai agregat imbalan yang dialihkan dan nilai yang diakui
oleh kepentingan nonpengendali dan goodwill disajikan pada laporan posisi keuangan
dibagian aset tidak lancar, terdapat selisih kurs didalam kegiatan kombinasi bisnis tersebut.
Selisih kurs atau valas tersebut mempengaruhi pengakuan goodwill oleh PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk, dan selisih kurs atau valas tersebut terdapat pada bagian
pendapatan komprehensif lainnya pada laporan laba rugi. PT Semen Indonesia (Persero)
dalam kegiatan kombinasi bisnisnya PT Semen Indonesia (Persero) belum sepenuhnya
sesuai dengan PSAK 22 revisi 2010 dari kegiatan akuisisi yang menghasilkan goodwill.
Goodwill seharusnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada bagian
aset tidak lancar secara terpisah dengan aset takberwujud lainnya