Abstract:
Distribusi merupakan masalah yang akan dihadapi perusahaan pada
saat produk selesai diproses. Distribusi ini menyangkut cara penyampaian
produk ke tangan konsumen. Penentuan jumlah penyalur juga merupakan
masalah penting untuk dipertimbangkan matang-matang dan disesuaikan
dengan sifat produk yang ditawarkan. Maka suatu perusahaan dapat
dikatakan berhasil apabila memenuhi kebutuhan permintaan konsumen ini
dibutuhkan adanya distribusi yang baik untuk menarik pangsa pasar.
Penggunaan metoda transportasi sangat berperan penting bagi
perusahaan dalam mengatur penyaluran dan mengalokasikan produk dengan
biaya distribusi yang minimum sehingga perusahaan dapat menekan biaya
distribusi.
Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi yang
diterapkan dalam perusahaan, untuk mengetahui biaya-biaya yang termasuk
ke dalam biaya distribusi, untuk mengetahui pelaksanaan saluran distribusi
yang dilakukan oleh perusahaan, dan untuk mengetahui cara penerapan
peranan metoda transportasi secara tepat dalam usaha meningkatkan
efisiensi biaya distribusi pada PT. Abadi Genteng Jatiwangi.
Adapun metoda transportasi yang diterapkan oleh PT. Abadi Genteng
Jatiwangi adalah metoda transportasi Stepping Stone dan metoda
transportasi MODI. Pada metoda transportasi Stepping Stone adalah suatu
metoda setelah solusi awal diperoleh dari masalah transportasi, langkah
behkutnya adalah menekan ke bawah biaya transpor dengan memasukkan
variabel non basis (alokasi barang kotak kosong) ke dalam solusi. proses
evaluasi non basis yang memungkinkan terjadinya perbaikkan solusi dan kemudian mengalokasikan kembali. Sedangkan metoda transportasi MODI
(Modified distribution method) adalah suatu variasi ganda metoda Stepping
Stone yang di dasarkan pada rumusan dual. Metode ini berbeda dengan
metoda Stepping stone dalam hal bahwa metoda MODI tidak perlu
menentukakan semua jalur tertutup variabel non basis, pada MODI nilai-nilai
ditentukan secara serentak dan hanya jalur tertutup untuk entering.
Penerapan metoda transportasi dalam usaha meningkatkan efisiensi
biaya distribusi pada PT. Abadi Genteng Jatiwangi melalui dua metoda
transportasi adalah metoda transportasi Stepping Stone dan metoda MODI.
Pada metoda Stepping Stone dihasilkan biaya awal yang diperoleh
dari solusi awal north west - corner sebesar Rp. 19.000.000,-. Dalam
evaluasi setiap kotak kosong yang ada pada tabel transportasi yang memiliki
nilai kenaikkan biaya bersih negatif terbesar pada interaksi pertama yaitu
pada kotak kosong BA-CI = + BACI - SUCI + SUSU - BASU = -1. Pada
kotak BA-CI yang menjadi exiting basis square (Kotak Donor) adalah kotak
BA-SU karena memiliki jumlah truk teralokasi terkecil yaitu sebanyak 5. Dan
biaya yang dikeluarkan setelah perubahan yang di dapat dari hasil perubahan
alokasi ke dua sebesar Rp. 18.500.000,-. Pada interaksi ke dua terdapat
evaluasi setiap kotak kosong yang ada pada tabel transportasi yang memiliki
nilai kenaikkan biaya bersih negatif terbesar yaitu pada kotak SU-BE = -1,5...
Ternyata solusi belum optimal, dan kotak SU-BE dapat dipilih menjadi
entering open square (Kotak kosong yang akan masuk). Pada kotak SU-BE
yang menjadi exiting basis square (Kotak Donor) yaitu kotak SU-CI = 5.
Karena memiliki jumlah truk teralokasi sebanyak 5. Biaya yang dikeluarkan 1;
setelah perubahan yang di dapat dari perubahan alokasi ke tiga sebesar Rp.
17.750.000,-. Setelah mengadakan evaluasi pada tabel distribusi alokasi ke
tiga sudah optimal, karena dalam evaluasi kotak kosong atau evaluasi semua
sel bukan basis memiliki nilai > 0 (positif). Jadi dalam metoda Stepping Stone
PT. Abadi Genteng Jatiwangi mampu menekan biaya distribusi sebesar Rp.
1.250.000,- (Rp. 19.000.000,- - Rp. 17.750,000,-) Sedangkan pada metoda MODI (Modified distribution method) dihasilkan biaya yang diperoleh dari solusi awal north west - corner sebesar
Rp. 19.000.000,-. Dalam mencari nilai Ri dan Kj untuk setiap sel basis
dengan memisalkan salah satu antara Ri dan Kj = 0, maka diperoleh R1 = 0 .
R2 = 0,5 , R3 = 0 , dan untuk K1 = 2,5 , K2 = 4 , K3 = 2,5 , K4 = 3 . Dan untuk
mencari nilai sel bukan basis terdapat sel yang nilai negatif terbesar yaitu
pada kotak BA - Cl = -1, dari hasil perhitungan nilai sel bukan basis memiliki
nilai -1 berarti alokasi belum optimal. Pada kotak BA-CI yang menjadi exiting
basis square (Kotak Donor) yaitu pada kotak BA-SU sebanyak 5 truk
teralokasi. Biaya yang dikeluarkan setelah perubahan diperoleh dari alokasi
ke dua sebesar Rp. 18.500.000,-. Dalam mencari nilai Ri dan Kj untuk setiap
sel basis, maka diperoleh R1 = 0 , R2 = 0,5 , R3 = 1 , dan nilai untuk K1= 2,5,
K2 = 4 , K3 = 1,5 , K4 = 2 . Dan untuk mencari nilai sel bukan basis terdapat
yang memiliki nilai negatif terbesar yaitu pada kotak SU-BE = -1,5 , dari hasil
perhitungan nilai sel bukan basis memiliki nilai -1,5 berarti alokasi belum
optimal. Pada kotak SU-BE yang menjadi exiting basis square (Kotak Donor)
yaitu pada kotak SU - Cl sebanyak 5 truk teralokasi. Biaya yang dikeluarkan
setelah perubahan yang diperoleh dari aiokasi ke tiga sebesar Rp.
17.750.000,- . Dalam mencari nilai Ri dan Kj untuk setiap sel basis maka
diperoleh R1 = 0 , R2 = 0,5 , R3 = -0,5 , dan untuk K1 =.2,5 , K2 = 4 , K3 = 3 ,
K4 = 2 . Dan untuk mencari nilai sel bukan basis terdapat nilai yang memiliki
nilai negatif terbesar yaitu pada kotak BO-BE = -1, dari hasil perhitungan nilai
sel bukan basis memiliki nilai-1 berarti alokasi belum optimal. Pada kotak BO-BE
yang menjadi kotak. donor yaitu pada kotak BO-BE sebanyak 10 truk
teralokasi. Biaya yang dikeluarkan setelah perubahan yang diperoleh dari
alokasi ke empat sebesar Rp. 16.750.000,- . Dalam mencari nilai Ri dan Kj
untuk setiap sel basis, maka diperoleh R1 = 0 , R2 = 0,5 , R3 = 0,5 , dan
untuk nilai K1 = 2,5 , K2 = 3 , K3 = 3 , K4 = 2 , dari hasil perhitungan nilai sel
bukan basis pada alokasi ke empat menunjukkan bahwa semua sel bukan
basis memiliki nilai positif yang berarti alokasi sudah optimal. Jadi PT. Abadi Genteng Jatiwangi mampu menekan biaya distribusi sebesar Rp. 2.250.000,-
(Rp. 19.000.000,--Rp. 16.750.000,-)
Dari metoda transportasi di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan metode transportasi perusahaan dapat menekan biaya
distribusi yang minimum. Dan penulis dapat menyarankan pada PT. Abadi
Genteng Jatiwangi sebaiknya menggunakan metoda transportasi MODI
(Modified distribution method) karena metoda ini merupakan cara yang lebih
efisien di dalam menghitung nilai sel bukan basis.