REPOSITORY SKRIPSI
dc.contributor.author | Sarij, Maya | |
dc.date.accessioned | 2022-02-11T09:24:27Z | |
dc.date.available | 2022-02-11T09:24:27Z | |
dc.date.issued | 2001 | |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/1831 | |
dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menilai bagaimana metode persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan serta efektifitas metode persediaan bahan baku yang ada dalam pemsahaan dapat mempengaruhi efisiensi proses produksi. Didalam menyusun skripsi ini, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan berdasarkan study kasus dengan roengadakan penelitian pada FT. Hadinata Brothers & Co. Adapun dalam pengumpulan data penulis menggunakan dua cara yaitu dengan cara study kepustakaan (library research) dan study lapangan (field risearch). Pembahasan yang penulis lakukan diawali dengan menguraikan aktivitas serta proses produksi PT. Hadinata Brothers & Co, yaitu menghasilkan produk berupa meubel. Dalam melakukan pembelian persediaan bahan baku, perusahaan tidak menggunakan metode economic order quantity (EOQ) atau jumlah pembelian yang ekonomis, melainkan berdasarkan kontrak setiap tiga bulan sekali. Adapun jumlah bahan baku yang akan dibeli ditetapkan berdasarkan anggaran pembelian bahan baku. Anggaran pembelian bahan baku disusun berdasarkan anggaran pemakaian bahan baku, sedangkan anggaran pemakaian bahan baku itu sendiri disusun berdasarkan rencana produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain tidak menggunakan metode EOQ dalara perencanaan pembelian bahan baku perusahaan juga tidak menetapkan persediaan besi (safety stock), maupun titik pemesanan kembali (reorder point). Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah penulis lakukan dapat diketahui bahwa jumlah bahan baku yang dibeli ditetapkan berdasarkan anggaran pembelian bahan baku yang telah disusun sebelumnya, daiam hal ini berarti perusahaan tidak menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) didalam perencanaan pembelian bahan baku, sehingga pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan belum dapat dikatakan efisien dan efektif. Selain itu perusahaan juga tidak menetapkan safety stock dan reorder point. Agar pembelian bahan baku efisien dan efektif sebaiknya perusahaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat mengupayakan pembelian dengan jumlah yang ekonomis dengan mengeluarkan biaya yang minimal, baik biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan. Perusahaan juga sebaiknya menetapkan persediaan besi atau safety stock dan juga reorder point atau titik pemesanan kembali, agar dapat menghindari resiko/kemungkinan kekurangan atau kehabisan bahan baku dalam menjalankan jumlah bahan baku yang akan dibeli ditetapkan berdasarkan anggaran pembelian bahan baku. Anggaran pembelian bahan baku disusun berdasarkan anggaran pemakaian bahan baku, sedangkan anggaran pemakaian bahan baku itu sendiri disusun berdasarkan rencana produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain tidak menggunakan metode EOQ dalara perencanaan pembelian bahan baku perusahaan juga tidak menetapkan persediaan besi (safety stock), maupun titik pemesanan kembali (reorder point). Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah penulis lakukan dapat diketahui bahwa jumlah bahan baku yang dibeli ditetapkan berdasarkan anggran pembelian bahan baku yang telah disusun sebelumnya, dalam hal ini berarti perusahaan tidak menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) didalam perencanaan pembelian bahan baku, sehingga pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan belum dapat dikatakan efisien dan efektif. Selain itu perusahaan juga tidak menetapkan safety stock dan reorder point. Agar pembelian bahan baku efisien dan efektif sebaiknya perusahaan menggunakan etode Economic Order Quantity (EOQ), karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat mengupayakan pembelian dengan jumlah yang ekonomis dengan mengeluarkan biaya yang minimal, baik biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan. Perusahaan juga sebaiknya menetapkan persediaan besi atau safety stock dan juga reorder point atau titik pemesanan kembali, agar dapat menghindari resiko/kemungkinan kekurangan atau kehabisan bahan baku dalam menjalankan proses produksi. Dengan demikian perusahaan dapat mengusahakan efisiensi proses produksi. Dengan adanya kekurangan dari metode EOQ dan untuk menjaga timbulnya kemungkinan yang terjadi, maka penulis menyarankan sebaiknya persahaan melakukan evaluasi terhadap EOQ setiap 3 bulan sekali. Hal ini dimaksudkan agar perbedaan/perubahan harga yang terjadi tidak terlalu jauh menyimpang dari perkiraan manajemen. Sehingga diharapkan untuk masa yang akan datang dalam melakukan riset/analisis harga dapat lebih akurat dan mendekati dari apa yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan, yang nantinya tujuan dari perusahan dapat tercapai yaitu mencapai efisiensi proses produksi. Pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan hanya membeli dari satu supplier, sehingga perusahaan tergantung pada supplier tersebut. Maka sebaiknya perusahaan mencari supplier-supplier lain yang dapat meyediakan atau memenuhi permintaan bahan baku perusahaan dengan kualitas yang dikehendaki dan dengan harga yang bersaing, pada saat kebutuhan bahan baku meningkat yang diluar perhitungan ekonomis. | en_US |
dc.description.sponsorship | Soemarno - Chaerudin Manaf | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pakuan | en_US |
dc.subject | Persediaan Bahan Baku, Metode EOQ | en_US |
dc.title | Evaluasi Terhadap Pembelian Persediaan Bahan Baku Dalam Kaitannya Dengan Efisiensi Proses Produksi Pada PT. Hadinata Brothers & Co | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.type | Video | en_US |