Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menilai bagaimana
metode persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan serta efektifitas
metode persediaan bahan baku yang ada dalam pemsahaan dapat mempengaruhi
efisiensi proses produksi.
Didalam menyusun skripsi ini, penulis mengumpulkan data-data yang
diperlukan berdasarkan study kasus dengan roengadakan penelitian pada FT.
Hadinata Brothers & Co. Adapun dalam pengumpulan data penulis menggunakan dua
cara yaitu dengan cara study kepustakaan (library research) dan study lapangan (field
risearch).
Pembahasan yang penulis lakukan diawali dengan menguraikan aktivitas
serta proses produksi PT. Hadinata Brothers & Co, yaitu menghasilkan produk
berupa meubel.
Dalam melakukan pembelian persediaan bahan baku, perusahaan tidak
menggunakan metode economic order quantity (EOQ) atau jumlah pembelian
yang ekonomis, melainkan berdasarkan kontrak setiap tiga bulan sekali. Adapun jumlah bahan baku yang akan dibeli ditetapkan berdasarkan anggaran pembelian
bahan baku.
Anggaran pembelian bahan baku disusun berdasarkan anggaran pemakaian
bahan baku, sedangkan anggaran pemakaian bahan baku itu sendiri disusun
berdasarkan rencana produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain tidak
menggunakan metode EOQ dalara perencanaan pembelian bahan baku perusahaan
juga tidak menetapkan persediaan besi (safety stock), maupun titik pemesanan
kembali (reorder point).
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah penulis lakukan dapat
diketahui bahwa jumlah bahan baku yang dibeli ditetapkan berdasarkan anggaran
pembelian bahan baku yang telah disusun sebelumnya, daiam hal ini berarti
perusahaan tidak menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) didalam
perencanaan pembelian bahan baku, sehingga pembelian bahan baku yang dilakukan
perusahaan belum dapat dikatakan efisien dan efektif. Selain itu perusahaan juga
tidak menetapkan safety stock dan reorder point.
Agar pembelian bahan baku efisien dan efektif sebaiknya perusahaan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), karena dengan menggunakan
metode EOQ perusahaan dapat mengupayakan pembelian dengan jumlah yang
ekonomis dengan mengeluarkan biaya yang minimal, baik biaya pemesanan maupun
biaya penyimpanan.
Perusahaan juga sebaiknya menetapkan persediaan besi atau safety stock dan
juga reorder point atau titik pemesanan kembali, agar dapat menghindari
resiko/kemungkinan kekurangan atau kehabisan bahan baku dalam menjalankan jumlah bahan baku yang akan dibeli ditetapkan berdasarkan anggaran pembelian
bahan baku.
Anggaran pembelian bahan baku disusun berdasarkan anggaran pemakaian
bahan baku, sedangkan anggaran pemakaian bahan baku itu sendiri disusun
berdasarkan rencana produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain tidak
menggunakan metode EOQ dalara perencanaan pembelian bahan baku perusahaan
juga tidak menetapkan persediaan besi (safety stock), maupun titik pemesanan
kembali (reorder point).
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah penulis lakukan dapat
diketahui bahwa jumlah bahan baku yang dibeli ditetapkan berdasarkan anggran
pembelian bahan baku yang telah disusun sebelumnya, dalam hal ini berarti
perusahaan tidak menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) didalam
perencanaan pembelian bahan baku, sehingga pembelian bahan baku yang dilakukan
perusahaan belum dapat dikatakan efisien dan efektif. Selain itu perusahaan juga
tidak menetapkan safety stock dan reorder point.
Agar pembelian bahan baku efisien dan efektif sebaiknya perusahaan
menggunakan etode Economic Order Quantity (EOQ), karena dengan menggunakan
metode EOQ perusahaan dapat mengupayakan pembelian dengan jumlah yang
ekonomis dengan mengeluarkan biaya yang minimal, baik biaya pemesanan maupun
biaya penyimpanan.
Perusahaan juga sebaiknya menetapkan persediaan besi atau safety stock dan
juga reorder point atau titik pemesanan kembali, agar dapat menghindari
resiko/kemungkinan kekurangan atau kehabisan bahan baku dalam menjalankan proses produksi. Dengan demikian perusahaan dapat mengusahakan efisiensi proses
produksi.
Dengan adanya kekurangan dari metode EOQ dan untuk menjaga timbulnya
kemungkinan yang terjadi, maka penulis menyarankan sebaiknya persahaan
melakukan evaluasi terhadap EOQ setiap 3 bulan sekali. Hal ini dimaksudkan agar
perbedaan/perubahan harga yang terjadi tidak terlalu jauh menyimpang dari
perkiraan manajemen. Sehingga diharapkan untuk masa yang akan datang dalam
melakukan riset/analisis harga dapat lebih akurat dan mendekati dari apa yang telah
ditetapkan oleh manajemen perusahaan, yang nantinya tujuan dari perusahan dapat
tercapai yaitu mencapai efisiensi proses produksi.
Pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan hanya membeli dari satu
supplier, sehingga perusahaan tergantung pada supplier tersebut. Maka sebaiknya
perusahaan mencari supplier-supplier lain yang dapat meyediakan atau memenuhi
permintaan bahan baku perusahaan dengan kualitas yang dikehendaki dan dengan
harga yang bersaing, pada saat kebutuhan bahan baku meningkat yang diluar
perhitungan ekonomis.