Abstract:
Dengan semakin majunya teknologi pada saat ini maka semakin mudahnya barang dan jasa dihasilkan dan diciptakan sshingga dapat dihasilkan barang-barang yang berkualitas tinggi. Barang-barang yang dihasilkan tersebut pada akhirnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terbatas jumlahnya. Dengan pengetahuan masyarakat mengenai kualitas dan harga barang yang semakin tinggi maka masyarakat semakin selektif dalam memilih barang atau jasa yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhanya. Untuk mendapatkan barang-barang yang berkualitas harus melalui suatu proses produksi yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
Bila ditinjau proses produksi, maka terlihat masalah yang utama dari proses produksi yaitu bagaimana cara mengatur tata letak peralatan-peralatan, perlengkapan-perlengkapan, mesin-mesin atau fasilitas-fasilitas produksi. Kelancaran pergerakan bahan-bahan dari satu tingkat proses ketingkat proses produksi yang berikutnya juga merupakan masalah yang harus di perhatikan.
Tata letak dan penanganan material merupakan salah satu keputusan yang menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang, karena tata letak dan penanganan material menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya produksi. Tata letak dan penanganan material yang baik harus dapat menclptakan suatu aiiran proses produksi yang efisien dan efektif dengan biaya yang paling ekonomis dengan mempertimbangkan urutan proses produksi, mesin-mesin dan peralatan serta sumber daya manusia yang dibutuhkan.
Untuk menetapkan tata letak dan penanganan material PT DANKINDO LESTARI (Dapur Bogor) menggunakan metode line balancing, dimana Line balancing (penyeimbangan lini perakitan) merupakan metode yang bertujuan meminimalisasi ketidak seimbangan dalam aliran proses produksi atau ketidak keseimbangan output yang dihasilkan stasiun kerja pada proses produksi, dimana tingkat waktu menganggur dapat diperkecil.
Setelah dilakukan penghitungan untuk menetapkan tata letak dan penanganan material dengan menggunakan metode line balancing maka didapatkan 6 stasiun kerja dengan efisiensi keseimbangan proses produksi sebesar 96,43%, total waktu penanganan material sebesar 0.31 menit dan waktu menganggur (idle time) 0,10 menit, hasil ini jauh lebih baik dibanding dengan tata letak dan penanganan material yang ditetapkan perusahaan yaitu menggunakan 7 stasiun kerja yang menghasilkan tingkat efisiensi keseimbangan proses produksi sebesar 84,18%, total waktu penanganan material sebesar 0.34 menit dan total waktu menganggur 0,33 menit.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan tata letak dan penanganan material sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi, karena dengan tata letak dan penanganan material yang baik akan mengurangi waktu menganggur atau tersendatnya alur proses produksi pada salah satu bagian proses produksi, sehingga dihasilkan tingkat efisiensi keseimbangan proses produksi yang maksimal.