Abstract:
Industri garmen merupakan salah satu industri strategis. karena hasil produksinya merupakan salah satu komoditi ekspor andalan bagi Indonesia. Saat ini banyak industri garmen di Indonesia yang khusus untuk melayani permintaan pasar luar negeri, maka dari itu untuk lebih meningkatkan produktivitas perusahaan perlu mengadakan pelatihan tenaga kerja. Karena tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting sebagai salah satu sumber daya bagi suksesnya suatu perusahaaan.
Pada dasarnya kelangsungan suatu perusahaan sangat tergantung pada karyawan-karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut, oleh karena itu untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan tersebut di atas diperlukan adanya program pelatihan kerja karyawan secara menyeluruh dengan dasar sistem pendidikan yang dilakukan secara baik dan sesuai dengan kapasitas kebutuhan perusahaan dan ditunjang dengan pelatihan yang intensip.
Pelatihan yang diberikan kepada para karyawan mendorong para karyawan bekerja lebih keras. Hal ini disebabkan karyawan-karyawan yang telah mengetahui dengan baik tugas-tugas dan tanggung jawab akan berusaha mencapai tingkat moral kerja yang lebih tinggi.
Dengan adanya pelatihan tenaga kerja maka sedikit banyak terjadi perubahan. Misalkan tenaga kerja, menjadi terbiasa melakukan pekerjaannya dengan baik dan teliti sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam hal ini merupakan keuntungan bagi perusahaan.
Produktivitas merupakan suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang senyatanya dengan seharusnya. Dengan demikian maka produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya.
Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode observasi, yaitu suatu metode pengambilan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung ke PT. Great River International untuk memperoleh data-data yang lengkap dan benar.
Data responden umur karyawan setengahnya (52,83 %) berusia 16-25 tahun, dan (26,52 %) berusia antara 26-35 tahun, sisanya masing-masing (7,61%) berusia < 15, (7,61 %) responden berusia 36-45 tahun, (4,13 %) berusia 46 55 tahun, dan (1,30 %) berusia > 56 tahun. Data responden tingkat umur karyawan setengahnya (50.87%) pendidikan SMA, dan (27,83 %) pendidikan SMP, sisanya masing-masing (12,17%) pendidikan SD, (5,43%) pendidikan D3, (2,83 %) pendidikan SI, dan (0,87 %) pendidikan 81. Data responden tingkat golongan karyawan setengahnya (51,74 %) golongan II, dan (38,26%) golongan II, sisanya masing-masing (7,39 %) golongan III, dan (2,61%) golongan IV.
Nilai uji nilai tengah untuk hubungan pelatihan dengan tingkat produktivitas keria karyawan adalah t hitung sebesar 5,50, dan disebandingkan dengan t tabel sebesar 2,390, ini berarti menolak Ho dan terima Hi, sehingga dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja karyawan sesudah pelatihan berbeda secara nyata dan positif dengan produktivitas kerja karyawan sebelum pelatihan kerja atau terdapat peningkatan produktivitas kerja sesudah pelatihan kerja karyawan.