Abstract:
Masalah lingkungan kini kian bertambah diakibatkan kurangnya tanggung jawab perusahaan dalam mengelola dampak dari aktivitas operasinya. Merebaknya masalah lingkungan ini menjadikan kepedulian masyarakat pada lingkungan menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemerintah menggelar penghargaan Green Industry setiap tahunnya untuk mendorong para pelaku bisnis untuk menerapkan konsep Green Economy yang dijadikan solusi dalam mengatasi masalah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh penerapan Green Accounting dan kepemilikan saham secara parsial dan simultan terhadap kinerja keuangan serta dampaknya pada nilai perusahaan. Penelitian dilakukan pada perusahaan penerima penghargaan Green Industry tahun 2019 periode 2016-2019. Sampel yang digunakan sebanyak 8 perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Verifikatif dengan metode Explanatory Survey. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dengan metode penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik dengan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi, Analisis Regresi Linear Berganda, Uji t, Uji F, Uji Koefisien Determinasi, dan Analisis Jalur dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 25. Pengujian secara parsial dengan uji t mendapatkan hasil bahwa Green Accounting dan Kepemilikan Saham tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Green Accounting tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Kepemilikan Saham berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil pengujian secara simultan dengan uji F yaitu Green Accounting dan Kepemilikan Saham tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Green Accounting dan Kepemilikan Saham berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil pengujian intervening dengan analisis jalur yaitu Kinerja Keuangan mampu menjadi variabel intervening antara Green Accounting terhadap Nilai Perusahaan. Kinerja Keuangan gagal menjadi variabel intervening antara Kepemilikan Saham terhadap Nilai Perusahaan.
