Abstract:
Ikhsan Fajariansyah Moro 021115458. Manajemen Pemasaran, Analisis Strategi
Pemasaran Ritel Berbasis Komunitas (Studi Kasus: Toko Umat Cabang Tanah Sareal Bogor).
Ketua Komisi pembimbing Sri Hartini dan Anggota Komisi pembimbing Arie Wibowo
Irawan.
Indonesia merupakan sebuah negara, dengan jumlah penduduk islam terbanyak didunia.
Total jumlah penduduk 265 juta jiwa, melihat penduduk, ternyata mayoritas umat islam itu
berada di 7 pulau seperti: Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Sumbawa, Maluku
Utara. Bisa disimpulkan bahwa hubungan yang berawal dari komunitas, sehingga bisa
menciptakan suatu peluang bisnis baru, yaitu bisnis berbasis komunitas, dengan cara
menjaring komunitas umat. Salah satu contoh bisnis berbasis komunitas adalah ritel, jumlah
minimarket di kota Bogor selalu mengalami peningkatan dari tahun 2013 – 2018. Hal ini
menunjukan bahwa bisnis ritel sektor minimarket ini cukup menjanjikan. Tetapi data
menunjukan bahwa toko umat mengalami kerugian yang hampir terjadi tiap bulan karena tidak
bisa menutup biaya-biaya overhead yang dikeluarkan toko umat.
Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
(eksploratif) kualitatif berupa studi kasus mengenai analisis strategi pemasaran pada Toko
Umat cabang tanah sareal bogor. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi langsung, dan pengumpulan data sekunder. Metode penarikan sampel
nonprobability sampling dengan jumlah 7 responden.
Berdasarkan hasil analisis internal, diperoleh kekuatan terbesar dengan skor bobotnya
0.3805 yang harus dimanfaatkan pada bisnis ini, yaitu Minimarket berbasis komunitas dan
semua produk yang sudah bersertifikat halal. Kekuatan dengan skor terkecil yaitu rapat
dilakukan secara rutin tiap bulannya dan Harga – harga produk yang disajikan sesuai dengan
standard produk pada umumnya dengan skor bobotnya 0.2361. Sedangkan kelemahan terbesar
adalah kurang adanya kegiatan promosi dengan skor bobot 0.4456. Kelemahan paling minim
adalah Lokasi yang cukup jauh dari jalan raya besar dan Belum memiliki banyak cabang di
tempat/kota lain dengan skor bobot 0.2361. Dari analisis eksternal pada Toko Umat, Peluang
terbesar adalah berkembangnya teknologi (internet) dengan skor bobotnya 0.3613. Peluang
dengan skor terkecil yaitu bisnis ritel berpotensi mendatangkan keuntungan besar dengan skor
bobotnya 0.1966. Sedangkan ancaman terbesar dengan skor bobot 0.4975 adalah sudah adanya
Market Leader (Alfamart), dan Market Challenger (Indomaret). Kelemahan dengan skor
terkecil yaitu Harga – harga kebutuhan/produk yang tidak stabil (sewaktu – waktu dapat naik)
dengan skor 0.1736. Berdasarkan hasil matriks IE, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan
berada pada kuadran I pada matriks IE. Kuadran I artinya perusahaan berada dalam zona
Growth and Build. Strategi yang cocok untuk zona ini yaitu intensif atau integrasi. Hasil
analisis SWOT pada Toko Umat menghasilkan 10 alternatif strategi. Dari hasil analisis dengan
metode QSPM, maka strategi yang paling cocok untuk diimplementasikan perusahaan pada
saat ini yaitu “Membuat program-program yang baru untuk menarik minat masyarakat (SO2).” Hal ini terkait karena nilai dari nilai TAS sebesar 7.231. Sedangkan alternatif strategi
paling lemah yaitu “Membina hubungan yang baik dengan pelanggan. (ST-2)” dengan nilai
TAS sebesar 4.530.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Matriks Internal Eksternal, SWOT, QSPM