Abstract:
Pemanfaatan metode penyusutan aset tetap adalah salah satu perencanaan pajak
atas aset tetap. Melalui pemilihan metode penyusutan aset tetap yang tepat dapat
mengefisienkan beban pajak penghasilan. PT KAI merupakan BUMN yang padat modal.
Aset tetap di PT KAI sangat dominan, dan nilai aset tetap PT KAI sangat material.
Metode analisis yang digunakan penulis yaitu deskriptif komparatif (non statistik),
yaitu penelitian dilakukan tidak berhubungan dengan alat statistik. Penelitian ini
menggunakan kerangka teori dalam menguraikan permasalahan yang ada mengenai
pemanfaatan metode penyusutan aset tetap dalam rangka perencanaan pajak sehingga
beban pajak penghasilan lebih efisien. Penelitian yang terkait dalam skripsi ini lebih
bersifat kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjelaskan atau
menguraikan apakah hal-hal yang diteliti akan mendukung perencanaan pajak untuk
mengefisienkan beban pajak penghasilan PT KAL
Secara khusus, untuk mengkaji kebijakan penyusutan fiskal aset tetap PT KAI,
skripsi ini membahas dan menelaah kebijakan penyusutan fiskal aset tetap Idiususnya
dalam pemilihan metode penyusutan aset tetap untuk menunjang perencanaan pajak.
Sesuai pasal 11 ayat (1) dan (2) UU No. 36 Tahun 2008, metode penyusutan yang
diperkenankan oleh perpajakan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun. PT
KAI telah sesuai dengan ketentuan perpajakan, yaitu menggunakan metode penyusutan
gads lurus untuk menyusutkan semua aset tetapnya dengan konsisten. Begitu juga
mengenai pengelompokkan aset tetap sarana gerak PT KAI telah mengikuti Peraturan
Mented Keuangan (PMK) No. 96/PMK.03/2009 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang
Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Kepentingan
Penyusutan.
Kebijakan penyusutan fiskal aset tetap saiana gerak khususnya dalam hal
pemilihan metode penyusutan belum dapat menunjang perencanaan pajak untuk
menghasilkan beban pajak penghasilan yang lebih efisien. Berdasarkan hasil analisis,
beban penyusutan dengan metode gads lurus yang digunakan PT KAI lebih rendah
dibandingkan dengan metode saldo menurun yang menqmnyai beban penyusutan tinggi.
Dengan demikian, laba usaha yang dihasilkan dengan menggunakan metode garis lurus
lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode saldo menurun hal ini
menyebabkan beban pajak yang besar pula. Sehingga pemilihan metode penyusutan aset
tetap dalam rangka perencanaan pajak berpengaruh terhadap efisiensi beban pajak
penghasilan.