Perlakuan Akuntansi Piutang Air Terhadap Kewajaran Nilai Dan Beban Penyisihan Piutang Dalam Laporan Keuangan Pdam Tirta Kahirupan Kabupaten Bogor

Abstract

Sebagai saiah satu Badan Usaha Milik Daerah, PDAM Tirta Kahuripan memiliki tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor yaitu penyediaan dan pelayanan air bersih secara berkesinambungan. PDAM Tirta Kahuripan juga berperan sebagai penunjang otonomi daerah dan memberikan sumbangan kepada pemerintah daerah melalui Pendapatan Asli Daerah. PDAM Tirta Kahuripan melakukan pengelolaan perusahaan dengan menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksanaan Good Corporate Governance terhadap pendapatan dan pembiayaannya yang dicatat secara accrual basis dan dilaporkan pada laporan keuangan yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba menyusun Skripsi dengan judul "Perlakuan Akuntansi Piutang Air Terhadap Kewajaran Nilai dan Beban Penyisihan Piutang Pada PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor". Tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk mengobservasi perlakuan akuntansi piutang air dan pengaruhnya terhadap kewajaran nilai dan beban penyisihan piutang pada laporan keuangan PDAM Tirta Kahuripan. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif eksploratif, dengan metode penelitian studi kasus yang berkenaan dengan perlakuan akuntansi piutang air terhadap kewajaran nilai dan beban penyisihan piutang. Teknik penelitian yang penulis gunakan adalah kuantitatif dengan unit analisis Bagian Akuntansi dan Bagian Satuan Pengawas Internal pada PDAM Tirta Kahuripan. Perlakuan akuntansi piutang air yang diterapkan pada PDAM Tirta Kahuripan terdiri dari Pengukuran, Pengakuan dan Penilaian Piutang Air. Pengukuran piutang air dihitung berdasarkan besamya jasa air serta beban tetap yang dikenakan kepada pelanggan. Pengakuan piutang air diakui ketika proses kalkulasi meter air menjadi rekening air siap ditagih telah dilal^anakan. Penilaian piutang air dinilai sesuai dengan nilai yang dapat ditagih. Pembayaran kembali piutang yang telah dihapuskan diakui sebagai pendapatan Iain-lain. Penyisihan piutang air dihitung dengan menggunakan metode efisiensi yang berdasarkan pada total tagihan dan total penerimaan piutang. Persentase penyisihan pada tahun beijalan diperoleh dengan menghitung rata-rata persentase penyisihan piutang selama tiga tahun terakhir. Pelaporan piutang usaha pada PDAM Tirta Kahuripan di sajikan di dalam laporan posisi keuangan. Total nilai bersih piutang usaha PDAM Tirta Kahuripan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 21.350.685.276 dengan jumlah akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.166.128.795. Scdangkan beban penyisihan piutang diakui pada laporan laba rugi pada pos biaya umum dan administrasi yaitu sebesar Rp 185.970.532. Berdasarkan identifikasi masalah dan observasi yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh PDAM Tirta Kahuripan secara umum telah sesuai dengan SAK ETAP. Penulis dapat memberi saran perbaikan yaitu: Perlakuan akuntansi piutang air terhadap pembayaran kembali piutang yang telah dihapuskan perlu ditinjau ulang. Penulis berpendapat b^wa seharusnya pendapatan yang diperoleh sebagai akibat dari pembayaran kembali piutang yang telah dihapuskan tidak diakui sebagai pendapatan Iain-lain melainkan tetap diakui sebagai penerimaan piutang. Hal ini dikarenakan jumlah penerimaan piutang tersebut akan mempengaruhi besamya persentase penyisihan piutang pada tahun yang bersangkutan dan pada tahun beijalan.