Abstract:
Aset tetap merupakan aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun terlebih dahulu untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, tidak
dimaksud dijual dalam kegiatan nonnal perusahaan, dan memiliki umur ekonomis lebih
dari satu tahun yang diukur sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan merupakan
dasar yang digunakan menilai aset tetap, sedangkan biaya setelah perolehan aset seperti
penambahan, penggantian atau perbaikan akan dhambahkan ke biaya aset tetap apabila
memberikan manfaat potensial di masa depan; jika tidak, biaya tersebut dianggap sebagai
beban pada saat tegadinya. Penurunan manfaat secara ekonomi atau fungsional disebut
penyusutan. Penyusutan merupakan proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aset
tetap berwujud secara sistematis dan rasional. Kesalahan dalam perlakuan akuntansi aset
tetap akan mempengaruhi kewajaran nilai aset tetap di neraca dan laporan laba rugi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi aset tetap pada
PT Eiangperdana Tyre Industry, mengetahui kewajaran nilai aset tetap dalam laporan
keuangan pada PT Eiangperdana Tyre Industry, dan mengetahui penganih perlakuan
akuntansi aset tetap terhadap kewajaran nilai aset tetap dalam laporan keuangan
PT Eiangperdana Tyre Industry.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) perlakuan akuntansi atas
pembebanan penyusutan aset tetap yang diterapkan perusahaan telah konsisten dan
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dilcurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap. Seluruh aset tetap yang dimiliki perusahaan
dilalnikan penyusutannya, kecuali aset tetap berupa tanah tidak dilakukan penyusutan
karfina hanya akan memberikan manfaat dalam suatu jangka teitentu. Dasar perhitungan
beban penyusutan aset tetap adalah harga perolehan aset tetap atau nilai bukunya. Dalam
perhitungan jumlah beban penyusutan aset tetap, perusahaan tidak memperhitungkan nilai
sisa dari aset tetap tersebut, karena perusahaan menganggap bahwa nilai sisa tidak
material jiimlahnya, (2) Kewajaran nilai dan beban aset tetap dalam laporan keuangan
perusahaan telah mencatat dan menyajikan laporan keuangan sesuai PSAK No. 1, di
mana aset tetap telah disajikan secara wajar sesuai laporan pendukungnya. Untuk nilai
aset yang tercatat di neraca merupakan nilai dari harga perolehan dikuiangi akumulasi
penyusutan. Nilai buku aset tetap dicatat dalam sisi aset sebagai aset tidak lancar;
sed^gkan beban penyusutan selama periode beijalan dilaporkan di laporan laba rugi
yang dialokasikan ke dalam harga pokok penjualan, beban administrasi dan umum, serta
beban penjualan dan juga akan mempengaruhi penentuan laba/rugi perusahaan, dan
(3) Perlakuan akuntansi atas pembebanan penyusutan aset tetap beipengaruh terhadap
kewajaran nilai dan beban aset tetap dalam laporan keuangan. PT Eiangperdana Tyre
Industry telah memiliki sistem akuntansi serta melakukan kebijakan akuntansi mulai dari
pencatatan, pengklasiiikasian, sampai penyajian laporan keuangan. Perlakuan akuntansi
aset tetap pada perusahaan telah diterapkan secara konsisten, karena aset tetap akan
mengalami penurunan nilai akibat pemakaian jasanya dan dibebankan secara tepat
dengan cara melakukan penyusutan yang tepat. Penggunaan metode penyusutan aset tetap
yang berbeda akan menghasilkan alokasi jumlah biaya penyusutan yang berbeda dan
diharapkan akan menghasilkan manfaat bagi perusahaan. Perlakuan akuntansi aset tetap
harus sesuai kondisi perusahaan dan menyajikan informasi keuangan mengenai hasil
operasi perusahaan yang akan mempengaruhi kewajaran nilai aset tetap dalam laporan
keuangan.