Abstract:
Menyongsong era perdagangan bebas, dunia usaha baik pemerintah maupun swasta banyak menggunakan anggaran dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian operasional perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Anggaran yang digunakan berisikan rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, diukur dalam satuan moneter, dan mencakup jangka waktu biasanya satu tahun atau lebih. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program yang terdapat dalam rencana kerja. Penyusunan anggaran harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan, apakah cakupan operasional perusahaan luas atau sempit, apabila luas diperlukan unit organisasi yang menangani administrasi anggaran, dan sebaliknya. Selain itu diperlukan pula partisipasi manajer, organisasi anggaran serta penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran. Adapun pengendalian itu sendiri adalah suatu yang terkoordinasi menyelumh dan dinyatakan dalam satuan uang, mengenai kegiatan operasi dan penggunaan sumber daya perusahaan untuk suatu periode tertentu di waktu yang akan datang. Sedangkan penyusunan anggaran adalah suatu perencanaan keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Dan tujuan dari penyusunan anggaran yaitu menentukan suatu cara yang paling menguntungkan, seperti usaha-usaha yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perusahaan serta membantu manajemen dalam mengendalikan kegiatan pemsahaan. PT Pupuk Kujang (Persero) merupakan perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang jumlah sahamnya dikuasai oleh pemerintah yaitu dalam hal ini Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian. Adapun struktur organisasi PT Pupuk Kujang (Persero) berbentuk garis dan staff, bahwa organisasi dan kepegawaian disusun atas konsep fleksibilitas dan kemampuan perusahaan dalam kegiatan pengembangan di masa yang akan datang. Sedangkan peresmian pembukaan pabrik dilakukan pada tanggai 12 Desember 1978 oleh Presiden Soeharto, dan pada tanggal 1 April 1979, PT Pupuk Kujang (Persero) mulai beroperasi secara komersil. Produk yang dihasilkan adalah pupuk urea dengan bahan baku berupa gas alam, air dan udara. Pupuk urea dikemas dalam kantong yang diproduksi oleh pabrik kamng plastik dengan kapasitas 1.100.000 helai/karung/bulan, masing-masing kantong memuat urea seberat 50 Kg. Bahan baku yang dipergunakan adalah polyprophylene dan polyethylene. PT Pupuk Kujang (Persero) dalam penyusunan anggaran menggunakan pendekatan bottom up atau demokrasi yaitu anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari unit kerja terendah sampai kepada unit kerja yang paling tinggi. Unit kerja terendah diserahkan sepenuhnya untuk menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat dipergunakan karena melibatkan partisipasi seluruh karyawan dari berbagai jenjang organisasi. Dalam penyusunan skripsi ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, mewawancarai langsung biro anggaran, bagian diklat, serta melihat-lihat catatan-catatan, laporan atau literatur yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Sedangkan metode analisanya menggunakan analisa penyimpangan (varians) hanya untuk bahan baku pupuk urea dan membandingkan antara Realisasi 1994 dan RKAP 1994 untuk tenaga keija langsung dan overhead pabrik. Dengan menggunakan RKAP FT Pupuk Kujang melakukan pengendalian biaya produksi untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pengendalian tersebut dilakukan dengan mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi serta menganalisa penyebab terjadinya penyimpangan tersebut kemudian mengambil tindakan perbaikan sesegera mungkin. Analisa penyimpangan yang dilakukan untuk bahan bahan baku dengan menggunakan analisa varians kuantitas dan varians harga. Sedangkan untuk tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik hanya membandingkan antara realisasi 1994 dengan RKAP 1994. Dari hasil pembahasan, secara total biaya pupuk urea mengalami penyimpangan (selisih) yang tidak menguntungkan sebesar Rp 3.661.217.240. Untuk itu, RKAP 1994 khususnya harga bahan baku yaitu urea curah harus direvisi kembali untuk dapat menetapkan RKAP pada periode yang akan dating.