Abstract:
PT Catur Karya Mandiri merupakan perusaliaan yang bergerak dalam bidang
industri dan perdagangan. Dalam bidang industri PT Catur Karya Mandiri memproduksi
berbagai jenis produk, salah satu produknya adalah tepung tapioka. Peimasalahan yang
terjadi adalah pengalokasian biaya overhead pabrik yang diterapkan dalam PT Catur
Karya Mandiri berdasarkan volume yang diproduksi dengan menggunakan tarif subsidi
yaitu pembebanan biaya overhead dengan membebankan biaya yang bervolume rendah
pada produk yang bervolume tinggi atau sebaliknya berdasarkan jumlah per bal produksi.
Biaya produksi yang diperoleh dengan cara mengalokasikan biaya overhead dengan tarif
tunggal akan terdistorsi, karena produk tidak mengkonsumsi sebagian besar sumber daya
pendukung tersebut dalam proporsi yang sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan.
Karena itu, dalam menentukan biaya produksi per bal produk pada PT Catur Karya
Mandiri diperlukan metode perhitungan penetapan biaya produksi per bal produk yang
lebih akurat, dengan menggunakan sistem Activity Based Costing.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul "Kajian Penerapan Sistem Activity Based Costing Terhadap Ketepatan
Biaya Produksi Per Produk Pada PT Catur Karya Mandiri". Selanjutnya penulis
mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1.Bagaimana sistem alokasi biaya overhead pabrik dalam perhitungan biaya produksi per
bal produk yang diterapkan pada PT Catur Karya Mandiri?
2.Bagaimana alokasi biaya overhead pabrik dengan menggunakan sistem Activity Based
Costing pada PT Catur Karya Mandiri?
3.Apakah penggunaan sistem Activity Based Costing dapat meningkatkan ketepatan biaya
produksi per bal produk pada PT Catur Karya Mandiri?
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif, metode penelitian
studi kasus, teknik penelitian analisis kualitatif non statistik, unit analisis yang penulis
gunakan adalah groups pada PT Catur Kaiya Mandiri
Sistem Activity Based Costing mengungkapkan bahwa sistem konvensional yang
diterapkan dalam PT Catur Katya Mandiri menaksir biaya produksi per bal lebih rendah
dari sistem Activity Based Costing untuk produk Kujang Hijau& Asia Hijau masingmasing
sebesar (0,49%) dan (0,10%). Penaksiran biaya produksi lebih besar terjadi pada
produk Kujang Biru&Asia Biru masing-masing sebesar 0,34% dan 0,65%. Sistem
Activity Based Costing menunjukan alokasi biaya overheadnya lebih akurat dalam
menentukan biaya produksi per bal produk karena sistem Activity Based Costing
mengalokasikan biaya ke produk sesuai dengan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk
tersebut, sehingga perhitungan biaya produksi per bal lebih akurat dibandingkan dengan
sistem konvensional yang diterapkan dalam PT Catur Karya Mandiri.