Abstract:
PT. Truba Raya Trading berlokasi di Teluk Pinang kec. Ciawi, Kab. Bogor, yang berproduksi mulai Juni 1992. Perusahaan ini memproduksi sepatu merk FILA dengan lisensi perusahaan Swedia. Perusahaan ini hanya memproduksi sepatu olah raga kualitas ekspor dan memproduksi banyaknya sepatu berdasarkan pesanan yang diminta oleh konsumen. Penulis dalam melakukan penelitian ini bermaksud memperoleh data yang akan digunakan untuk mendukung teori-teori manajemen personalia, guna membahas masalah yang berhubungan dengan perencanaan tenaga kerja serta produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan perencanaan tenaga kerja pada PT. Truba Raya Trading, untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bagian produksi pada PT. Truba Raya Trading, untuk mengetahui perencanaan tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitas kerja pada PT. Truba Raya Trading. Pelaksanaan perencanaan tenaga kerja pada PT. Truba Raya Trading sepenuhnya berada dibawah departemen personalia. Perusahan melakukan perencanaan tenaga kerja berdasarkan permintaan dari bagian produksi sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan PT. Truba Raya Trading, penulis menggunakan metode analisis beban kerja (work load analysis) dan analisis angkatan kerja (work force analysis). Dari hasil perhitungan tersebut didapat bahwa perusahaan terlalu banyak memperkerjakan tenaga kerja, ini dikarenakan perhitungan rata-rata absensi dan perputaran tenaga kerja yang selalu berubah-ubah pada perusahaan selama tahun 1998, Perencanaan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja pada PT. Truba Raya Trading mempunyai hubungan yang kecil dan negatif dengan nilai r = -0,1837. Koefisien penentu sebesar 3,37% dan sisanya 96,63% dipengaruhi oleh faktor lain. Setelah itu melakukan pengujian hipotesis didapat nilai t hitung -0, 0037 < t tabel 2,228 yang berarti tidak ada hubungan antara perencanaan tenaga kerja dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan hasil pembahasan penulis dapat memberikan saran, pelaksanaan perencanaan tenaga kerja harus dilaksanakan secermat mungkin, perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan mutu kehidupan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja, perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan pada setiap tenaga kerja.