Abstract:
Dalam kegiatan pengawasan mutu produk salah satu yang terpenting adalah
menyangkut tentang pengawasan mutu produk akhir, yang terdiri dari pengawasan mutu
pada saat pemanenan, pasca panen (kegiatan sortasi) yang meliputi penanganan hasil
panen, penyimpanan, pengemasan dan pemasaran. Dalam melakukan pengawasan mutu
tersebut diperlukan suatu pengawasan yang dilakukan secara baik, Disini penulis
menggunakan metode pengawasan mutu dengan Statistical Quality Control. Penelitian
yang penulis lakukan ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana kajian pelaksanaan dan
hubungan pengawasan mutu produk buah pepaya Hawaii Inagro untuk meningkatkan
volume penjualan perusahaan.
Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus dengan obyek PT. INTIDYA
AGROLESTARI (INAGRO) yang berlokasi di JL. Raya Jampang Karihkil Km-7 Desa
Cibeuteung Parung Bogor, yang berusaha dalam bidang pengembangan produk unggul
hortikultura dan diantaranya adalah pepaya Hawaii. Teknik dan pengumpulan data yang
dilakukan penulis dengan cara wawancara dan pengamatan langsung ke lapangan,
Dari hasil kajian metode yang diterapkan pada PT. INTIDAYA
AGROLESTARI (INAGRO) bahwa pengawasan mutu dengan total penjualan selama
tahun 1998-1999 sebesar 3222,2 Kg dan jumlah produk yang tidak lulus sortasi sebesar
325,9 Kg dan batas pengawasan atas sebesar 0,15 serta batas pengawasan bawah 0,04..
Ho diterima karena 2,63 < 3,19 temyata produk buah pepaya Hawaii Inagro ini layak jual
dan didukung oleh uji hipotesis yang hasilnya berada pada batas pengawasan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, yaitu kisaran 10 %. Namun demikian berdasarkan Statistical
Quality Control pada bulan-bulan tertentu produk tidak layak jual disebabkan tidak
adanya kegiatan sortasi.
Secara keseluruhan disini penilis menyimpulkan hasil dari kajian pengawasan
mutu produk buah pepaya Hawaii Inagro dengan menggunakan metode Statistical Quality
Control yaitu perusahaan sebaiknya melakukan kegiatan pengawasan mutu dengan
mengunakan penerapan metode Statistical Quality Control, karena dengan penerapan
Statistical Quality Control tersebut pengawasan akan lebih ketat dibandingkan dengan
pengawasan mutu yang selama ini dilakukan oleh perusahaan dan secara otomatis
volume penjualan akan meningkat karena barang yang Reject dikembalikan kepada
perusahaan lebih sedikit dengan pasokan konstan.