Abstract:
PT. Adhi Wijayacitra merupakan perusahaan yang didirikan oleh seorang
wiraswasta bernama H. Linggo Suprapto pada tanggal 5 April 1985 dengan nama
Wijaya berlokasi di Sunter Jakarta. Pada tahun 1989, H. Linggo Suprapto
melakukan pengembangan dangan mendirikan pabrik baru yang berlokasi di Bantar
Gebang Bekasi, Pada tanggal 25 Maret 1994 Wijaya berubah nama menjadi PT.
Adhi Wijayacitra yang mendapat keputusan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusannya tertanggal 1 September 1993 di bawah nomor
156/PT/1993 PN-Bekasi.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan dua teknik penelitian yaitu teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data. Kedua teknik tersebut yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
observasi, wawancara dan quisioner serta teknik pengolahan data penulis
menggunakan metode analisis selisih biaya oveitiead pabrik yaitu Selisih Anggaran
dan Selisih Kapasitas.
Dari hasil pembahasan yang dilakukan, diketahui dasar pembebanan biaya
overtiead pabrik pada PT. Adhi Wijayacitra adalah berdasarkan jam mesin,
karena ada hubungan yang erat antara jumiah mesin dengan jumlah jam
kerjanya. Disamping itu, dasar tersebut merupakan yang termudah bagi PT.
Adhi Wijaya Citra dibandingkan dengan dasar pembebanan berdasarkan produk,
karena jumlah produk yang dihasilkan sangat banyak dan bervariasi. Sehingga
dasar tersebut yang ditetapkan oleh perusahaan.
Data-data yang diperlukan dalam menghitung tarif biaya overhead pabrik
tersebut yang penulis peroleh berdasarkan riset yang dilakukan terdiri dari:
1) Jumlah mesin pada PT. Adhi Wijayacitra sebanyak 30 mesin.
2) Jumlah jam kerja standar untuk masing-masing mesin adalah 2.496 jam.
3) Total biaya overhead pabrik yang dianggarkan selama tahun 1997 untuk
memproduksi adalah sebesar Rp. 1.156.901.950,-
Sedangkan pembebanan biaya overtiead pabrik berdasarkan jam mesin
selama tahun 1997 pada PT. Adhi Wijayacitra adalah sebesar Rp.1.130.013.000,-. Jumlah tersebut adalah hasil kali antara tarif biaya overtiead yang
ditentukan sebelumnya dengan jam mesin yang sesungguhnya yaitu Rp. 15.450 x
73.140 = Rp. 1.130.013.000,-.
Berdasarkan hasil perhitungan selisih tersebut dapat diketahui bahwa
kedua selisih tersebut menunjukan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
lebih besar dari biaya overhead pabrik yang dianggarkan. Hal ini berarti bahwa
selama tahun 1997 PT. Adhi Wijayacitra mengalami selisih biaya overhead pabrik
yang merugikan.
Selisih tersebut terdiri dari selisih anggaran sebesar Rp. 46.770.727,- dan
selisih kapasitas sebesar Rp. 9.395.481,- sehingga total selisih yang
merugikan tersebut sebesar Rp. 56.166.208,-. Selisih yang tidak menguntungkan
tersebut terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
1) Selisih anggaran yang terjadi sebesar Rp. 46.770.727,- disebabkan
karena kurang tepatnya taksiran jam mesin yang menjadi dasar
pembebanan tarif biaya overhead pabrik tersebut
2) Selisih kapasitas sebesar Rp. 9.395.481,- disebabkan karena tidak tercapainya
kapasitas yang dianggarkan, dimana kapasitas yang dicapai sesungguhnya
kurang dari kapasitas yang dianggarkan sebesar 1.740 jam mesin.
Dari hasil pembahasan yang diiakukan, diketahui adanya penyimpangan-penyimpangan
atau selisih antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan, dimana selisih tersebut adalah
selisih yang merugikan sebesar Rp. 56.116.208,-. Selisih tersebut kemudian
dapat dipecah lagi menjadi dua untuk diketahui penyebabnya, dimana hasil yang
diperoleh adalah terjadi selisih anggaran sebesar Rp. 46.770,727,- yang
disebabkan karena kurang tepatnya taksiran jam mesin yang menjadi dasar
pembebanan tarif biaya overhead pabrik tersebut.
Sedangkan selisih kapasitas sebesar Rp. 9.39S.481,- disebabkan
karena tidak tercapainya kapasitas yang dianggarkan, dimana kapasitas yang
dicapai sesungguhnya kurang dari kapasitas yang dianggarkan sebesar 1.740
jam mesin.
Dari hasil analisis selisih biaya overhead pabrik tersebut, maka PT. Adhi
Wijayacitra dapat menentukan kembali taksiran biaya overhead pabrik yang
dapat mendekati biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, sehingga
perusahaan dapat terus menjalankan proses produksinya dan dapat
mengontrol penyimpangan yang terjadi atas biaya produksinya tersebut dan
dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi didalam mengendalikan biaya.
Dari hasil analisis selisih biaya overhead pabrik pada PT. Adhi Wijayacitra
terdapat selisih yang merugikan. Selisih tersebut terjadi karena kurang tepatnya
taksiran jam mesinnya. Untuk itu, sebaiknya perusahaan dalam menentukan
taksiran biaya overhead pabriknya menganggarkan tarif biaya overhead pabrik
yang lebih mendekati tarif biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, sehingga
analisis selisih biaya overhead pabriknya tersebut dapat ditekan.
Dalam melakukan kegiatan produksinya, sebaiknya PT. Adhi Wjayacitra
meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini karena terlihat pada selisih
kapasitas, masih terdapat selisih kapasitas yang menganggur sebanyak 1.740
Jam Mesin. Sehingga dengan demikian diharapkan produktivitas perusahaan dapat
Meningkat.