Abstract:
Di tengah situasi sekarang yang kurang menggembirakan dalam mengembangkan sektor bisnisnya, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan laba. Perusahaan benar-benar harus dapat menekan biaya seminimal mungkin dengan tidak mengabaikan kualitas dari produk yang dihasilkan. Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dengan laporan keuangan laba rugi (income statement) serta laporan keuangan lainnya. Adapun tujuan perusahaan menghadapi masalah yang berhubungan dengan modal kerja, modal kerja cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi. Modal kerja dalam suatu perusahaan selalu dalam keadaan berputar. Apabila perusaliaan yang bersangkutan dalam keadan beroperasi, periode perputaran modal kerja dimuali dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Modal kerja (working capital) merupakan faktor yang cukup dominan dalam melaksanakan suatu usaha pengalokasian modal kerja yang baik. Salah satu cara untuk menilai keefektifan modal kerja tersebut dapat dilihat melalui perputaran modal kerja (working capital) dan volume penjualan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan operasinya sehari-hari. Dimana uang atau dana yang dikeluarkan itu hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk akan segera dikeluarkan lagi. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama berjalannya perusahaan. Tujuan kebijakan modal kerja adalah mencapai likuiditas yang cukup meminimumkan resiko dan memperbesar nilai perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan. Untuk itu diperlukan adanya modal kerja yang cukup, karena modal kerja yang berlebihan akan menyebabkan dana yang dimiliki oleh poerusahaan tidak produktif dan sebaliknya kekurangan modal kerja tidak menguntungkan bagi perusahaan. Dari hasil dan pembahasan yang telah diteliti pada CV. Mulia Utama Embroiderry dapat diketahui sumber-sumber modal kerjanya, yang meliputi: a. Operasi rutin perusahaan. b. Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga dan penenaman modal sementara lainnya. c. Penjualan aktiva tetap, penenaman jangka panjang atau aktiva tak lancar. d. Pengembalian pajak dan keuntungan luar biasa lain. e. Penerimaan yang diperoleh dari penjualan obligasi dan saham dan penyertaan dana dari para pemilik perusahaan. f. Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dari bank dan pihak lain. g. Pinjaman yang dijamin dengan hipotik atas aktiva lancar. h. Penjulan piutang dan Kredit perdagangan. Jenis-jenis modal kerja pada CV. Mulia Utama Embroiderry dapat digolongkan menjadi modal kerja permanent dan modal kerja variabel Modal kerja permanent meliputi kas, bank, dan persediaan. Adapun kas & bank tahun 1994 yaitu sebesar Rp. 15.955.600,00 tahun 1995 sebesar Rp. 16.750.300,00 tahun 1996 sebesar Rp. 17.340.268,00 tahun 1997 sebesar Rp. 17.453.120,00 tahun 1998 sebesar Rp. 18.301.070,00. Sedangkan untuk persediaan bahan baku tahun 1994 yaitu sebesar Rp. 12.866.400,00 tahun 1995 sebesar Rp. 13.520.500,00 tahun 1996 sebesar Rp. 15.120.000,00 tahun 1997 sebesar RP. 21.343.400,00 dan tahun 1998 sebesar Rp. 22.250.600,00. Modal kerja variabel pada CV. Mulia Utama Embroiderry meliputi modal kerja siklus dan modal kerja darurat. Modal kerja siklus tahun 1994 sebesar Rp. 3.478.500,00 tahun 1995 sebesar Rp. 5.264.900,00 tahun 1996 sebesar Rp. 10.531.968,00 tahun 1997 sebesar Rp. 31.983.632,00 tahun 1998 sebesar Rp. 8.923.700,00 sedangkan modal kerja darurat untuk tahun 1995 sebesar Rp. 15.000.000,00 tahun 1996 sebesar Rp. 25.000.000,00 tahun 1997 sebesar 15.000.000,00 tahun 1998 sebesar Rp. 25.000.000,00. Kemudian kemampuan perputaran modal kerja pada CV. Mulia Utama Embroiderry adalah sebagai berikut: a. Working Capital Turn Over tahun 1994 sebesar 33 hari, tahun 1995 sebesar 32 hari, tahun 1996 sebesar 30 hari, tahun 1997 sebesar 25 hari dan tahun 1998 sebesar 22 hari. b. Current Assets Tum Over tahun 1994 sebesar 100 hari, tahun 1995 sebesar 97 hari, tahun 1996 sebesar 92 hari, tahun 1997 sebesar 87 hari dan tahun 1998 sebesar 86 hari. c. Receiveable Turn Over tahun 1994 sebesar 161 hari, tahun 1995 sebesar 149 hari, tahun 1996 sebesar 112 hari, tahun 1997 sebesar 100 hari dan tahun 1998 sebesar 87 hari. d. Inventory Turn Over terdiri dari : 1. Perputaran bahan dasar tahun 1994 sebesar 157 hari , tahun 1995 sebesar 145 hari, tahun 1996 sebesar 123 hari, tahun 1997 sebesar 108 hari dan tahun 1998 sebesar 109 hari. 2. Barang dalam proses tahun 1994 sebesar 149 hari, tahun 1995 sebesar 129 hari, tahun 1996 sebesar 105 hari, tahun 1997 sebesar 95 hari, dan tahun 1998 sebesar 91 hari. 3. Barang jadi tahun 1994 sebesar 7.0 hari, tahun 1995 sebesar 68 hari, tahun 1996 sebesar 61 hari, tahun 1997 sebesar 46 hari, dan tahun 1998 sebesar 44 hari. Dari perhitungan koefisien korelasi di atas dapat di ketahui bahwa penjualan mempunyai pengaruh yang cukup baik terhadap kemampuan perputaran modal kerja pada CV. Mulia Utama embroiderry terlihat dari perhitungan koefisien korelasi 0,9872. Dimana kenaikan penjualan teijadi bersama-sama dengan kenaikan perputaran modal kerja.