Abstract:
PT. Indolacto adalah sebuah perusahaan industri yang bergerak datam bidang pengolahan susu, Industri pengolahan susu adalah salah satu sektor agroindustri dimana jenis produk yang dihasilkan, bahan bakunya sebagian besar berasal dari produk hewani yaitu air susu sapi. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya Siliwangi, Cicurug-Sukabumi.
PT. Indolacto menyediakan tanah untuk kawasan industrinya seluas 12 hektar, dengan luas bangunan 25.909 m2. Perusahaan ini memulai produksinya pada Bulan Mei 1997, dengan produk awal yaitu susu kental manis (SKM) "Cap Enak" dan "Indomilk putih dan coklat". Pada Bulan Oktober sampai dengan bulan November 1997 mulai memproduksi susu UHT (ultra high temperature), dan mulai April 1998
menambah produksi SKM lagi dengan merek "Cap Tiga Sapi".
Prinsip kerja dari pengolahan susu ini berawal dari order yang diberikan oleh marketing, untuk marketing PT. Indolacto dipegang oleh PT. Indomilk.
Dan biasanya apabila PT. Indolacto kekurangan bahan baku, sedang bahan baku pesanan akan datang dalam dua atau tiga hari kemudian maka untuk memenuhi rencana produksi yang harus berjalan maka PT. Indolacto meminjam bahan baku untuk produksinya pada PT. Indomilk. Dan apabila bahan baku pesanan telah tiba maka PT. Indolacto akan mengembalikan bahan baku pinjamannya tersebut pada PT. Indomilk demikian pula bila terjadi pada PT. Indomilk itu sendiri.
Pengendalian persedian bahan baku memiliki arti penting dalam sebuah siklus proses produksi. Terlebih bahan baku yang bersifat organik, karena mudah rusak. Pengendalian persediaan bahan baku dari alokasl biaya untuk pemesanan, pembelian, penyimpanan dan stok recording yaitu pencatatan setiap saat terhadap jumlah barang yang tersisa, jumlah barang yang masuk dan barang yang dikeluarkan.
Untuk menghindari terjadinya kekurangan bahan baku dan menjamin kontinuitas proses produksi maka diperlukan suatu sistem pengendalian persediaan bahan baku secara tepat dan terprogram. Hal ini penting dilakukan mengingat biaya produksi terbesar yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah pengadaan bahan baku.
Pada dasarnya perencanaan kebutuhan bahan dalam upaya memenuhi kapasitas produksi pesanan sebagaimana yang tercantum didalam master skedul atau jadwal induk, memperoleh masukan atau input dari bill of material dimana setiap pembuatan produknya menggunakan bahan-bahan atau material yang tersedia namun berbeda-beda dalam setiap penggunaannya.
Dari bill of material ini dapat dihitung jumlah kebutuhan bahan sesuai
dengan proses produksinya dan sesuai dengan jumlah pesanan yang telah diterima
dan dikerjakan sebagai kapasitas produksinya.
Bahan baku menjadi batasan dalam menentukan jumlah produksi karena
perusahaan tidak akan berproduksi melebihi kapasitas mesin serta kemampuan tenaga
kerjanya. Dalam mengolah data PT. Indolacto masih mempergunakan cara manual
yang mendekati kepada suatu sistem kebutuhan akan bahan baku.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut, oleh karena
koefisien varian yang diperoleh Cv = 0,93 maka koefisien varian itu sangat kecil
dan menunjukan bahwa perencanaan penggunaan bahan oleh MRP dapat
mencukupi kebutuhan bahan baku.
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh r = 0,99. Hal tersebut menandakan
hubungan positif dan saling ketergantungan antara perencanaan kebutuhan bahan
oleh MRP dengan pemakaian bahan baku untuk pemenuhan pesanan.
Untuk lebih menunjukan bahwa nilai r = 0,99 mempunyai hubungan yang
kuat, maka penulis melakukan uji hipotesis dengan hasil sebagai berikut :
Kesimpulannya Oleh karena 19,8 > 2,306 maka Ho ditolak. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara penggunaan metoda MRP dengan
kebutuhan bahan baku tersebut diatas.