Abstract:
Proses penjadwalan menghasilkan rencana dengan tahapan waktu dari kegiatan. Jadwal menunjukan apa yang harus dikerjakan, kapan, oleh siapa dan dengan perlengkapan apa. Penjadwalan berusaha untuk mencapai beberapa tujuan yang saling bertentangan seperti, efesiensi tinggi, sedian rendah dan mutu yang baik. Efesiensi tercapai melalui Jadwal yang memanfaatkan tenaga kerja, perlengkapan dan ruang secara penuh. Seperti uraian diatas proses penjadwalan terbagi dua yaitu, pejadwalan proses lini dan proses intermittent. Khusus untuk proses lini, dimana suatu perusahaan yang memproduksi banyak macam produk pada lini tunggal, memiliki beberapa persoalan. Persoalan tersebut seperti pengalokasian kapasitas dan sumber daya yang terbatas. Penjadwalan khususnya operasi proses lini berkempentingan dengan pembuatan banyak macam produk pada lini tunggal. Jika hanya ada satu produk dibuat pada satu lini, tak akan ada persoalan pejadwalan karena lini dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan produk tunggal tersebut. Untuk produk bermacam-macam, perhitungan waktu habis dapat digunkan untuk menentukan jadwal yang mengalokasikan kapasitas lini dimana macam-macam produk tersebut. Sehingga penggunaan metode waktu habis bukanlah suatu cara yang hanya semata-mata ditujukan untuk membantu perusahaan dalam menyeimbangkan jadwal produksi dan persediaan bahan baku, akan tetapi mempunyai tujuan dan maksud lain diantaranya agar proses kelancaran operasional dan efesiensi suatu perusahaan tercapai dan meralh tujuan yang telah ditetapkan. Metode waktu habis merupakan bentuk heuristik yang sangat sederhana yang tidak turut memperhitungkan biaya mempertahankan persediaan, biaya kehabisan persediaan, variasi permintaan yang berbeda dan seterusnya. lini dapat diperbaiki dengan merumuskan suatu model yang turut memperhitungkan tujuan manajemen tertentu. Namun demikian perhitungan waktu habis mempunyai daya tarik intuitif karena ia menggambarkan dengan jelas persoalan penjadwalan. Bertitik tolak dari persoalan diatas penggunaan metode waktu habis yang tujuannya dapat menyeimbangkan jadwal produksi dan bahan baku merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dari sekian banyak metode lainnya. Sehingga persoalan-persoalan diatas dapat terjawab dan kelancaran produksi akan terjamin. PT. Alas Seni Kreasi Industri (ASKI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri sol sepatu dan beralamat di jalan Kedung Halang Talang No. 12 Bogor. Dalam kurun waktu dari bulan Januari hingga bulan Desember di tahun 1998 PT.ASKI mengalami kelebihan bahan baku sebesar 1.125.000 Kg untuk Busa BS dan 780.000 Kg untuk PVC proses. Apabila diperkirakan 10 % dari yang aktual maka kebutuhan bahan baku adalah 800.250.000 Kg Busa BS (110% x 7.275.000 Kg) dan 112.200.000 Kg PVC proses (110% x 1.020.000 Kg) maka prosentase kebutuhan dari yang sebenarnya adalah; 0,141 dari yang seharusnya untuk bahan baku Busa BS dan 0,695 dari yang sesungguhnya untuk bahan baku PVC proses. Dengan penggunaan metode waktu habis (run out time) maka terdapat keseimbangan jadwal produksi dan persediaan yang totalnya sebesar 10.155 pasang sol sepatu dengan production time awal 0,037 dan akhir 0,039. Hasil akhir analisis yaitu dengan menggunakan throughput efficiency atau pengukuran efesiensi produksi antara menggunakan waktu habis dan tanpa menggunakan waktu habis mencapai tingkat 0,88 yang diprosentasekan menjadi 88%. Dengan hasil ini maka perusahaan mempunyai tingkat efesien yang baik, mengingat bahwa untuk proses penjadwalan dengan sistem lini throughput efficiency atau efesiensi produksi dapat mencapai antara 90 % sampai dengan 100 %.