Abstract:
Kebun inti Kertajaya adalah perkebunan Kelapa Sawit yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1981. Luas areal konsesi Kebun Kertajaya berdasarkan Surat Gebernur Jawa Barat No. 365/030/Eko/SK/1981 dan No. 525/SK/589-Binprod/1982, sebesar 5.600Ha. Luas areal tersebut merupakan areal bruto. Pertanaman
kelapa sawit di Kebun Kertajaya direncanakan 4.000 Ha, yang terealisasi sampai tahun 1997 hanya sebesar 1.592,24 Ha.
Kebun inti Kertajaya didirikan merupakan awal dari pembangunan PIRBUN V oleh PT. Perkebunan XI di Banten Selatan. Perusahaan inti rakyat Perkebunan V di Banten Selatan merupakan proyek pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang terdapat di sekitar proyek. Pola usaha tani
masyarakat sebelum adanya proyek tersebut adalah berladang di lahan kering dengan cara berpindah-pindah dan tumpeng sari. Sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah dari pelaksanaan proyek tersebut adalah terciptanya sistem perekonomian pedesaan yang sehat dan kuat sehingga mampu menunjang
perekonomian nasional.
Modal investasi proyek Perkebunan Inti Rakyat Perkebunan V diperoleh dari APBN yang digunakan untuk pembangunan perkebunan inti dan dari Bank Dunia untuk pengembangan perkebunan plasma. Pabrik pengolahan buah kelapa sawit Kebun Kertajaya mulai beroperasi pada bulan April 1985 dengan kapasitas terpasang 30 ton tandan buah segar tiap jam. Kebun Kertajaya terletak di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten Selatan. Jarak dari Kabupaten kurang lebih 80 Km dan 175 Km di sebelah Barat Daya Jakarta dengan ketinggian 60-85 m dari permukaan laut. Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, penyusun melakukan teknik pengumpulan data dengan melakukan Observasi dan wawancara, serta Analisis data yang dilakukan dalam pembahasan skripsi ini adalah dengan menggunakan analisis statistik, dengan rumus Koefisien Korelasi.
Adapun pembagian tugas yang dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya, pada bagian produksi, dibagi kedalam empat stasiun. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
1. Stasiun I
Stasiun ini dimulai dari bagian weigher sampai ke bagian
thresher.
2. Stasiun II
Stasiun ini dimulai dari bagian Digsetor sampai ke bagian
Crude Oil Tank.
3. Stasiun III
Stasiun ini dimulai dari bagian Crude Oil Pump sampai ke
bagian Storage Tank.
4. Stasiun IV
Stasiun ini dimulai dari bagian Cake Breaker Conveyor
sampai ke bagian pengepakan kernel.
Sedangkan unit-unit yang terlibat dalam proses produksi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Krani Timbang, terdiri dari 2 orang pegawai
2. Loading ramp, terdiri dari 4 orang pegawai
3. Sterilizer, terdiri dari 3 orang pegawai
4. Dorong lori, terdiri dari 5 orang pegawai
5. Hoisting crane, terdiri dari 2 orang pegawai
6. Press, terdiri dari 4 orang pegawai
7. Degister, terdiri dari 2 orang pegawai
8. Calrification, terdiri dari 3 orang pegawai
9. Station biji, terdiri dari 5 orang pegawai
10.Boiler, terdiri dari 4 orang pegawai
11.Water treatment, terdiri dari 2 orang pegawai
12.Incinerator, terdiri dari 1 orang pegawai
13.Sortasi TBS, terdiri dari 2 orang pegawai
14.Laboratorium, terdiri dari 4 orang pegawai
15.Pengepakan kernel, terdiri dari 4 orang pegawai
Sedangkan proses program penilaian prestasi yang
dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII, terdiri dari :
1. Siapa Saja Yang Menilai
Dalam hal ini yang melakukan penilaian prestasi pegawai,
khususnya di dalam bidang produksi adalah :
1) Unit Produksi
Yang melakukan penilaian terhadap unit produksi adalah
atasannya langsung, yaitu adalah kepala unit.
2) Kepala Unit
Sedangkan yang melakukan penilaian terhadap kepala
unit adalah Kepala Stasiun Produksi, masing-masing.
3) Kepala Stasiun
Kepala Stasiun produksi yang menilai adalah Kepala
pengolahan produksi.
4) Kepala Pengolahan
Untuk Kepala pengolahan, yang melakukan penilaian
adalah Administratur.
2. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian prestasi yang dilakukan pada PT.
Perkebunan Nusantara VIII untuk pegawai bagian produksi,
terdiri dari kemampuan teknis dan kemampuan non teknis.
a. Kemampuan Teknis
1) Pelaksanaan perintah kerja
2) Pelaksanaan tugas rutin
3) Penggunaan peralatan kerja
4) Pemeliharaan kebersihan
5) Penggunaan waktu kerja
6) Pelaksanaan keselamatan kerja
7) Pemeliharaan peralatan kerja
8) Pengamanan asset perusahaan
b. Kemampuan Non Teknis
1) Kerjasama dengan sesama rekan
2) Kepatuhan terhadap atasan
3) Komunikasi dengan atasan
5) Laporan pelaksanaan pekerjaan
Dari hasil perhitungan analisis korelasi tersebut, maka
dapat diketahui bahwa hasil dari analisis korelasi adalah
sebesar 0,94. Hal ini berarti bahwa pembagian tugas dalam
meningkatkan kinerja pada PT. Perkebunan Nusantara VIII
Kertajaya mempunyai peranan sebesar 0,94. Hal ini menunjukan
hubungan yang kuat dan positif.
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari pembagian
tugas pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus koefisien determinasi
pengaruh dari pembagian tugas dalam meningkatkan kinerja
pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya adalah sebesar
0,88. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Sedangkan uji hipotesa yang dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan antara variabel x dan variabel y
adalah dapat diketahui bahwa th > t ½ a atau 10,5998 >
3,182, maka berarti ada hubungan antara variabel x dan
variabel y.