Abstract:
Era globalisasi dewasa ini, suatu perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan keberadaan perusahaan dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif. Dalam menghadapi persaingan dan perubahan ekonomi perusahaan untuk dapat bertahan dan berkembang supaya dapat mengikuti persaingan dan memenangkan persaingan. Untuk menjadi tumbuh dan berkembang suatu perusahaan tentu memerlukan penambahan dan pemutakhiran alat-alat. Sedangkan untuk menambah dan memutakhiran peralatan dibutuhkan tambahan atau perluasan modal baik modal kerja maupun modal tetap sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan ekspansi. Pemilihan modal yang akan digunakan oleh perusahaan dalam membiayai operasionalnya menuntut perusahaan untuk menentukan kebijakan struktur modal. Dari latar belakang tersebut, penulis dapat mengidentifikasikan masalah skripsi ini adalah : Bagaimana analisis kebijakan struktur modal dalam rangka ekspansi, dan seberapa besar pengaruh struktur modal terbadap rentabilitas modal sendiri pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat. PT. Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat didirikan berdasarkan Akta Notaris Harun Kamil, SH No. 41 Tanggal 11 Maret 1996 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 tahun 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PTP XI, PTP XII, dan PTP XIII menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Jawa Barat. Dari hasil pembahasan secara umum perhitungan laporan keuangan PTPN VIII Jawa Barat meliputi laporan rugi/laba, laporan neraca. Hal ini dapat diketahui kenaikan / penurunan pada pos-pos neraca yang diperbandingkan periode 1994 - 1999, dapat dijelaskan sebagai berikut: Analisis sumber dan penggunaan dana tahun 1994/1993, bahwa sumber dana sebesar Rp. 268.540 Juta, penggunaan dana sebesar Rp. 265.145 juta, dan perubahan kas sebesar Rp. 3.395 juta. Pada tahun 1995/1996 sumber dana sebesar Rp. 319.211 Juta, penggunaan dana sebesar Rp. 348.740 Juta, dan perubahan kas sebesar Rp. (-29.529) Juta. Pada tahun 1996/1997, sumber dana sebesar Rp. 88.579 Juta, penggunaan dana sebesar Rp. 71.710 Juta, dan perubahan kas sebesar Rp. 16.869 Juta. Tahun 1997/1998 sumber dana sebesar Rp. 672.776 Juta, penggunaan dana sebesar Rp. 249.733 Juta dan perubahan kas sebesar Rp. 423.043 Juta. Tahun 1998/1999 sumber dana sebesar Rp. 224.043 Juta, penggunaan dana sebesar Rp. 538.933 Juta, perubahan kas sebesar Rp. (-314.533) Juta. Dengan demikian kegiatan perluasan modal (ekspansi) memberikan keuntungan dan nilai positif pada PTPN VIII Jawa Barat periode 1997/1998. Analisis leverage keuangan pada tahun 1994 sebesar 45.804%, tahun 1995 sebesar 57,173%, tahun 1996 sebesar 34,355%, tahim 1997 sebesar 27,543%, tahun 1998 sebesar 26,986%, dan tahun 1999 sebesar 15,985%. Pada umumnya leverage keuangan tahun 1994 - 1999 mengalami naik / turun disebabkan dalam mendanai operasionalnya menggunakan modal sendiri dibandingkan modal pinjaman. Analisis struktur modal, hasil perhitungan tahun 1994 sebesar 0,6188, tahun 1995 sebesar 0,8889, tahun 1996 sebesar 0,2385, tahun 1997 sebesar 0,2305, tahun 1998 sebesar 0,070, dan tahun 1999 sebesar 0,074. Pada umumnya struktur modal lebih besar dari 50% tahun 1994 dan tahun 1995, sedangkan tahun 1996 -1999 kurang dari 50%. Analisis tingkat rentabilitas ekonomi, hasil perhitungan pada tahun 1994 sebesar (-5,2%), tahun 1995 sebesar 0,20%, tahun 1996 sebesar 0,63%, tahun 1997 sebesar 7,6%, tahun 1998 sebesar 55,3%, dan tahun 1999 sebesar 13,1%. Pada umumnya rentabilitas ekonomi kurang dari 50% tahun 1994 - 1997, dan tahun 1999, sedangkan lebih dari 50% terjadi pada tahun 1998. Analisis tingkat profit margin on sales pada tahun 1994 —1999 mengalami naik / turun. Profit margin tertinggi tahun 1999 sebesar 142% dan terendah tahun 1999 sebesar (-118,5%/rugi). Sedangkan analisis tingkat turnover of operating assets tahun 1994 - 1999 mengalami naik / turun, dimana kenaikan tertinggi tahun 1998 sebesar 0,3851 kali dan terendah tahun 1994 sebesar (-0,048) kali. Analisis rentabilitas modal sendiri (RMS), hasil perhitungan tahun 1994 sebesar (-9,4%), tahun 1995 sebesar 18, 95%, tahun 1996 sebesar 9,66%, tahun 1997 sebesar 6,21%, tahun 1998 sebesar 52,74%, dan tahun 1999 sebesar 23,15%. Nilai RMS tertinggi terjadi tahun 1998 dan terendah tahun 1994. Analisis financial leverage index (FLI), dimana hasil perhitungan pada tahun 1995, tahun 1996, dan tahun 1999 lebih besar dari 1 (FLI > 1) bersifat positif dan tahun 1994, tahun 1997, tahun 1998 kurang dari 1 (FLI < 1) bersifat negatif. Analisis tingkat kemampuan bunga, hasil perhitungan tahun 1994 - 1999 PTPN VIII Jawa Barat memiliki kemampuan membayar bunga tertinggi tahun 1998 dan tahun 1999, sedangkan terendah tahun 1994. Analisis tingkat bunga tahunan, hasil perhitungan tertinggi tahun 1997 sebesar 4,45% dan terendah tahun 1999 sebesar 0,459%. Sedangkan analisis tingkat bunga keseluruhan tahun 1994 - 1999 mengalami naik / turun, nilai tertinggi tahun 1998 sebesar 55,31% dan terendah tahun 1994 sebesar (-5,48%/rugi). Analisis pengaruh struktur modal terhadap rentabilitas modal sendiri (RMS), hasil perhitungan persamaan koefisien regresi adalah Y = 0,273 - 0,293 X, koefisien korelasi adalah r = (- 0,460) atau (-46%), koefisien determinasi adalah CD = 0,2116, dan pengujian hipotesa t hitung lebih kecil sebesar 1,252 daripada t tabel sebesar 2,132, berarti antara struktur modal dengan rentabilitas modal sendiri tidak memiliki keeratan hubungan diantara kedua variabel tersebut. Dari penjelasan yang telah diuraikan dan disimpulkan tersebut, bahwa PTPN VIII Jawa Barat dalam menentukan kebijakan struktur modal dalam rangka perluasan modal (ekspansi) harus memperhitungkan pengaruh terhadap tingkat pendapatan. Karena tanpa peningkatan pendapatan perusahaan, maka perluasan modal (ekspansi) bukan hanya akan menambah beban bunga tetapi akan menurunkan nilai perusahaan. Untuk itu, PT. Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, disarankan untuk meningkatkan aktivitas seefektif mungkin baik sumber daya yang dikelola maupun pasar / pemasaran dalam negeri dan luar negeri sehingga memberikan pengaruh positif antara struktur modal terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat.