Abstract:
C.V. Batara Indah didirikan pada tanggal 4 Juli 1979 dengan akte
pendirian no.4 tanggal 4 Juli 1979, kemudian mengalami perubahan yang termuat
dalam akte no.7 tanggal 3 Desember 1982 dihadapan notaris Mohammad Adam,
Bacaloreat Hukum di Bogor, lokasi terletak di Jl. Raya Jakarta-Bogor, Km 52, Ciluar,
Kota Madya Bogor. Sebelum C.V. Batara Indah berdiri, pada mulanya perusahaan ini
merupakan suatu pabrik yang memproduksi batako pres, dimana sebelumnya pula
merupakan tempat penggergajian kayu. Dikarenakan produksi tersebut didalam
operasinya tidak mampu lagi melanjutkan usahanya untuk meningkatkan hasil
produksi, maka pada tahun 1987 terjadi perubahan Commanditer dan perubahan
produksi menjadi Bantex ( Merk ) oleh Bapak Willianto. Sejak mulai beroperasi
pertama sampai sekarang perusahaan ini hanya memproduksi peralatan kantor dan
pengarsipan yang semua hasil produksinya sebagian ekspor dan sebagian import
berdasarkan pesanan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara,
observasi, serta daftar pertanyaan dengan pihak-pihak yang terkait, kemudian datadata
tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis varians biaya bahan
baku langsung, analisis varians biaya tenaga kerja langsung, dan analisis varians
biaya overhead pabrik.
Dari hasil dan pembahasan yang penulis peroleh, untuk selisih harga
bahan baku langsung sebesar Rp.10.100,00 selisih menguntungkan, hal ini
disebabkan adanya penurunan harga pembelian, kecuali pada lem animal cake glue
yang harga pembeliannya tetap, dan pada lining hitam terjadi kenaikan harga
pembelian dan hal ini merupakan faktor diluar kekuasaan manajemen perusahaan.
Sedangkan pada selisih kuantitasnya menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan
sebesar Rp.58.000,00, hal ini disebabkan pemakaian kuantitas bahan baku langsung
aktualnya lebih besar dari yang telah distandarkan oleh pihak manajemen perusahaan
sebelumnya.
Standar tarif upah langsung ditetapkan berdasarkan perhitungan jam
kerja langsung sebesar 165 jam kerja langsung, dan selisih tarif upah langsung
menunjukkan selisih menguntungkan sebesar Rp.299.999,7, hal ini disebabkan upah
langsung aktual yang dibayarkan oleh pihak manajemen perusahaan lebih rendah dari
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kapasitas produksi per Juli 1999
direncanakan 182 jam keija langsung, dan selisih efisiensi upah langsung
menunjukkan selisih tidak menguntungkan sebesar Rp.l 19.999,99, hal ini disebabkan
jam kerja standar yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan sebesar 165 jam kerja
langsung lebih rendah dari jam kerja aktualnya yaitu sebesar 176 jam kerja langsung.
Untuk selisih biaya overhead pabrik, pihak manajemen perusahaan
mengestimasikan atas unsur-unsur biaya overhead pabrik tersebut yaitu sebesar
93,8% dari kapasitas normal dengan 165 jam kerja langsung. Selisih pengeluaran
menunjukkan selisih menguntungkan sebesar Rp.10.169.363,86, selisih kapasitas
menunjukkan selisih tidak menguntungkan sebesar Rp.2.571.965,454, dan selisih
efisiensi pun menunjukkan selisih tidak menguntungkan sebesar Rp.6.545.680,042.
Untuk selisih yang tidak menguntungkan, yaitu pada selisih kapasitas dan selisih
efisiensi, perlakuan terhadap selisih yang tidak menguntungkan tersebut akan
menambah harga pokok produksi, yaitu yang sebelumnya sebesar Rp.107.785.200,6
menjadi sebesar Rp.l 16.902.846,196.
Dengan digunakannya analisis selisih, diharapkan dapat memberikan
informasi terhadap penyimpangan yang terjadi, dengan mengetahui secara jelas
faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut, sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan yang maksimal, yang akan mengakibatkan efisiensi biaya
produksi yang diterapkan akan meningkat.