Abstract:
Dalam perusahaan kecil yang pada umumnya perusahaan perseorangan
pengawasan cukup dilakukan oleh pimpinan sendiri, dan melihat secara nyata
kegiatan pada karyawannya dan laporan untuknya dilakukan secara lisan atau dalam
bentuk tulisan yang sederhana. Makin berkembang perusahaan tersebut semakin
sukar untuk mengawasi sendiri dan laporan-laporan lisan tidak efektif. Oleh karena
itu perusahaan-perusahaan besar atau setengah besar, maka perusahaan itu sudah
memiliki pendelegasian kekuasaan untuk pengawasan kepada beberapa penanggung
jawab yang akan menjalankan pengawasan atas operasi perusahaan." Penanggung
jawab-penanggungjawab tersebut harus selalu melaporkan perkembangan-perkembangan
perusahaan dan masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam mengelola
perusahaan, para manajer memerlukan suatu alat yang dapat mempermudah dalam
kegiatan mereka. Salah satu alat yang dapat membantu manajemen perusahaan adalah
sistem akuntansi. Salah satu bagian dari akuntansi manajemen adalah akuntansi
pertanggungjawaban, yang mengukur dan mengevaluasi serta mengendalikan suatu
rencana atau anggaran dengan tindakan atau aktivitas manajemen dari setiap tingkat
manajemen pada suatu perusahaan. Penerapan akuntansi yang baik akan membantu
manajemen perusahaan yang memiliki banyak departemen atau divisi, untuk menilai
kinerja dari suatu pusat pertanggungjawaban dalam rangka pengambilan keputusan
dan mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk memperoleh, menghimpun data dan
informasi untuk diolah sebagai bahan tulisan untuk makalah skripsi. Adapun tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian, pertama untuk mengetahui penerapan akuntansi
pertanggungjawaban pada Jakarta Hilton International. Kedua untuk mengetahui hasil
dan diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban terhadap pengendalian
manajemen. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan terdiri dari dua jenis
yaitu : 1) Wawancara, adalah suatu proses interaksi atau komunikasi yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh data atau informasi. Dalam hal ini
penulis melakukan wawancara atau komunikasi langsung dengan pimpinan
perusahaan yang mempunyai wewenang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
pokok-pokok persoalan skripsi ini. 2) Observasi, adalah suatu penelitian yang
dilakukan melalui pengamatan langsung atau pencatatan secara sistematis tentang
gejala yang hendak diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung
pada Jakarta Hilton International dalam hal laporan keuangan dari tiap-tiap pusatpusat
pertanggungjawaban khususnya pada Room Department dan Fod and Beverage
Department.
Di Jakarta Hilton International struktur organisasi yang ada cukup jelas
menunjukkan aliran wewenang dan pertanggungjawaban dengan unsur-unsur sebagai
berikut : Unsur pimpinan yaitu General Manager sebagai pemegang kebijakan dan
strategi perusahaan, unsur pembantu pimpinan sebagai pengendali yaitu bagian-bagian
manajer, unsur pelaksana operasi yang terdiri dari bagian sub dari masing-masing
manajer. Masing-masing departemen pada struktur Jakarta Hilton
International memiliki manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan yang
dilaksanakan tersebut. Oleh karena itu sesuai dengan kebijakan manajemen
perusahaan, maka setiap departemen diperlukan sebagai suatu pusat
pertanggungjawaban (responsibility center). Pusat pertanggungjawaban yang terdapat
pada Jakarta Hilton International berdasarkan keputusan perusahaan dan praktek yang
dijalankan maka ditetapkan sebagai suatu pusat pertanggungjawaban, yang terdiri :
Pusat Biaya, dan Pusat Pendapatan.
Pengendalian manajemen terhadap pusat biaya pada Jakarta Hilton International
dilakukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dalam suatu periode
dan jumlah anggaran untuk periode yang sama. Dari table 4.19 diketahui bahwa
anggaran dan realisasi Room Department, pada departmental expenses terdapat
penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 419.254.176,- dari yang
dianggarkan sebesar Rp. 14.730.639.000,- dengan realisasi sebesar
Rp. 14.311.384.824,-, ini dikarenakan terjadi penghematan biaya yang favourable
pada Other Expenses sebesar Rp. 892.231.965,- dari yang dianggarkan sebesar
Rp. 5.210.660.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 4.318.428.035,- dan juga pada
Provision for Operating Equipment penyimpangan yang terjadi sebesar
Rp. 322.107.230,- dari yang dianggarkan sebesar Rp. 476.509.000,- dengan realisasi
sebesar Rp. 154.401.770,-. Hanya saja pada Payroll and Related Expenses terjadi
penyimpangan yang unfavourable sebesar Rp. 795.085.019,- dari yang dianggarkan
sebesar Rp.9.043.470.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 9.838.555.019,-.
Sedangkan pada anggaran dan realisasi Food and Beverage Department untuk
Departmental Expenses terjadi penyimpangan biaya yang favourable sebesar
Rp. 277.986.257,- dari yang dianggarkan sebesar Rp. 29.222.989.000,- dengan
realisasi yakni sebesar Rp. 29.500.975.257,- ini dikarenakan pada Other Expenses
dan Provision for Operating Eqipment terjadi penyimpangan yang favourable, hanya
saja pada Cost of Sales dan Payroll and Related Expenses terjadi penyimpangan yang
unfavourable.
Pada tabel 4.20 anggaran dan realisasi pusat pendapatan total pendapatan yang
diperoleh teijadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 892.231.965,- dari
yang dianggarkan sebesar Rp. 117.848.528.000,- dengan realisasi sebesar
Rp. 123.121.368.352,-
Pada tabel 4.21 laporan rugi/laba bersih mengalami kenaikan yaitu sebesar
Rp. 33.613.005.857,- dari laporan rugi/laba bersih tahun 1999 sebesar
Rp. 58.716.415.756,- dengan laporan rugi/laba bersih tahun 2000 sebesar
Rp. 92.329.421.613,-.
Manajer pusat pertanggungjawaban dalam upaya mencapai terget ini dapat
dilakukan dengan mengurangi atau mengabaikan kegiatan yang dapat menimbulkan
biaya bagi pusat pertanggungjawaban yang tidak menambah nilai. Untuk pelaksanaan pengendalian terhadap manajemen pertanggungjawaban harus menggunakan suatu
ukuran dengan memperhatikan informasi keuangan dan informasi kualitatif, sehingga
dapat diketahui tingkat efektivitas dan efesiensi kinerja suatu pusat pertanggung
jawaban.