Abstract:
Keinginan komunikasi pada manusia adalah akibat dari dorongan
pemenuhan kebutuhan yang belum atau tidak dimiliki seseorang sebelumnya,
sehingga komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan kekurangan-kekurangan yang
dimiliki dan dorongan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan yang berbeda, baik
kebutuhan biologis maupun kebutuhan sosiologis, menyebabkan seseorang
mencari relasi yang lain yang dimulai dari pribadi maupun kelompok, lingkungan
rumah, merambat kemasyarakat, dan meluas kelingkungan organisasi dan
seterusnya.
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat besar dalam menyelesaikan
berbagai keputusan atau permasalahan, karena komunikasi merupakan
penghubung dari jaringan-jaringan yang ada dalam suatu organisasi dan
merupakan suatu arus bolak-balik. Setelah menyampaikan pesan, pengirim akan
mengetahui sampai di mana reaksi si penerima pesan, dan proses ini dapat
digunakan sebagai pedoman untuk melihat diterima atau tidaknya pesan yang
diberikan. Oleh sebab itu, berhasil atau tidaknya pimpinan dalam menjalankan
roda perusahaan salah satunya akan ditentukan oleh kemampuan dalam
berkomunikasi.
Pelaksanaan komunikasi antara karyawan dengan pimpinan perusahaan
masih dirasakan adanya hambatan-hambatan, terutama dalam melaksanakan
komunikasi formal maupun informal. Hambatan-hambatan itu timbul karena
adanya perbedaan faktor usia, status karyawan, jenis pekerjaan dan keahlian
masing-masing.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan mengadakan observasi langsung
dan wawancara serta dengan menyebarkan quesioner pada sampel sebagai wakil
dalam penilaian komunikasi dan kedisiplinan kerja. Dalam pengambilan sampel
penulis melakukan pemilihan secara acak sebanyak 20 % dari keseluruhan jumlah
karyawan yang seabanyak 287 orang yaitu 56 orang yang diambil daii tiap-tiap unit
bagian, yang kemudian dilakukan analisa statistik dengan rumus koefisien
korelasi pangkat spearman dari hasil jawaban quesioner.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data statistik, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan fungsi komunikasi pada PT. Multi Kuarta
Kencana menggunakan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal berupa ;
(1) Komunikasi antar Pimpinan dengan menggunakan media media rapat,
Laporan-laporan dan Pertemuan ; (2) Komunikasi Antar Pimpinan Dengan
Karyawan dengan menggunakan media Peraturan-peraturan (tugas-tugas pegawai,
surat keputusan , pedoman, gaji karyawan dan jaminan bagi karyawan), Laporan-laporan,
permohonan (surat permohonan izin, surat permohonan cuti, surat
keterangan dokter), Perintah, Wawancara, Kunjungan, Pertemuan-pertemuan,
Majalah dinding, Papan pengumuman, Kotak saran, dan Telepon ;(3) Komunikasi
antar karyawan dengan karyawan dengan menggunakan media, pertemuan
kelompok dan kunjungan.
Kedisiplinan kerja pada PT. Multi Kuarta Kencana dapat dilihat melalui
indikator-indikator sebagai berikut, yaitu : (1) Keluhan mengenai pekerjaan
sedikit ; (2) Lebih menghargai atasan mereka ; (3) Patuh dan melaksanakan
pekerjaan sesuai perintah dan instruksi atasan; (4) Semangat kerja tinggi.
Berdasarkan analisa koefisien rank spearman, hasil rs hitung sebesar
0,7067 atau 70,67%; hal ini berarti bahwa antara variabel Komunikasi (X) dengan
variabel Kedisiplinan kerja (Y) terdapat hubungan yang kuat dan bersifat searah
karena nilai positif dan berdasarkan uji statistik, t hitung (7,3398) lebih besar dari
habd (1.860), maka, tolak HO dan terima HI. Dengan kata lain, Komunikasi
berperan dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pad PT. Multi Kuarta
Kencana.