Peranan Analisis Titik Impas Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada PT. SinarLaut Mandiri

Abstract

PT. SinarLaut Mandiri bergerak dibidang pengecoran logam yang mengolah bahan baku berupa baja berkarbon rendah dan baja antikarat menjadi produk-produk logam yang siap dipergunakan oleh para konsumen. Dimana bahan baku diperoleh dari PT. Krakatau Steel Tbk. di Cilegon, Banten. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan dalam memperoleh laba, dimana laba tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yang sangat erat kaitannya. Ketiga faktor tersebut adalah harga jual produk, biaya dan volume penjualan. Dengan analisis titik impas perusahaan akan mendapatkan pandangan menyeluruh serta petunjuk mengenai biaya dan penjualan dalam hubungannya dengan perencanaan laba jangka pendek, serta memberi petunjuk mengenai kemungkinan perubahan dalam strategi manajemen. Adapun tujuan penelitian secara garis besar adalah untuk mengetahui pemisahan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel, untuk mengetahui perhitungan analisis titik impas dalam menentukan tingkat laba dan untuk mengetahui peranan analisis titik impas sebagai alat bantu perencanaan laba jangka pendek. Menurut Charles T. Hongren tujuan dari analisis titik impas adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara biaya - volume penjualan/ produksi, rugi atau laba dan untuk mengetahui di mana titik impas yang dicapai perusahaan atau tidak mendapat laba atau rugi. Dalam menganalisis biaya yang dikeluarkan perusahaan, volume penjualan dan laba yang dicapai dengan menggunakan pendekatan akuntansi dan pendekatan grafik serta analisis Margin of Safety untuk mengetahui berapa besar volume penjualan boleh turun asalkan tidak mengakibatkan perusahaan menderita kerugian dan tidak memperoleh laba Dari biaya-biaya yang telah ditetapkan perusahaan, terlebih dahulu harus dapat memisahkan biaya semi variabel dengan menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah yaitu untuk memperkirakan fungsi biaya. Dari hasil analisis diketahui bahwa biaya tetap periode I PT. SinarLaut Mandiri adalah RP. 621.853.710 dan biaya variabel RP. 1.351.710.004. Sedangkan biaya tetap periode II PT. SinarLaut Mandiri adalah RP. 468.274.576 dan biaya variabel RP. 1.579.883.088. Dari hasil pemisahan biaya semi variabel, diketahui titik impas PT. SinarLaut Mandiri pada periode I sebesar RP. 1.187.946.735,4 dengan tingkat MOS sebesar 60,71% dan laba bersih RF). 1.014.876.681 Sedangkan titik impas pada periode II sebesar RP. 980.679.740,3 dengan tingkat MOS sebesar 67,57% dan laba bersih RP. 975.446.053,3. Hasil analisis titik impas dapat digunakan dalam menghadapi berbagai kemungkinan perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi labat seperti perubahan volume penjualan, jumlah total biaya tetap serta biaya variabel. Sehingga dapat digunakan untuk membantu pencapaian sasaran atau tujuan perusahaan, yaitu dasar atau landasan perencanaan laba (profit planning), alat pengendali kegiatan (controlling), dan sebagai pertimbangan menentukan harga jual. Pada intinya analisis titik impas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyarankan agar sebaiknya perusahaan mempertahankan tingkat Margin Of Safety yang terjadi karena dengan mempertahankan MOS periode I sebesar 62,80% dan periode II sebesar 67,57%, perusahaan dapat mengantisipasi jika terjadi adanya penurunan penjualan produk logam siap pakai tanpa mengalami kerugian. Sehingga dalam periode mendatang perusahaan diharapkan dapat melakukan perubahan dalam strategi manajemen yang Iebih baik.