Abstract:
Industri makanan dan minuman tumbuh luas stagnan dengan target tahun 2019. Pertumbuhan industri tersebut diharapkan sejalan dengan peningkatan jumlah populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi.. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan prospek pertumbuhan industri makanan minuman pada tahun 2020 masih cukup positif. Peningkatan rata-rata jumlah penduduk sekitar 4 juta per tahun. Tetapi fenomena mengenai sektor makanan dan minuman dalam pasar bursa yang menunjukkan bahwa kondisi harga saham cenderung mengalami fluktuasi selama tahun 2015-2018. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2015-2018, baik secara parsial dan simultan. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Verifikatif dengan metode Explanatory Survey. Penentuan sampel dengan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 8 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel menggunakan aplikasi E-VIEWS 9. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial current ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Earning per share berpengaruh positif terhadap harga saham. Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham. Kemudian, secara simultan current ratio, earning per share, dan debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Nilai dari Adjusted R Square sebesar 87.9133% berpengaruh terhadap harga saham, Hal ini berarti variabel kinerja keuangan memberikan konstribusi sebesar 87.9133% terhadap harga saham dan sisanya 12.0867% adalah pengaruh dari aspek lain.